Kamis, 21 Juni 2007

P U Y U H

P U Y U H
Oleh : Dr. H. K. Suheimi

Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Ungkapan itu tepat rasanya bagi puyuh. Dulu saya tak kenal dan tak tahu serta tak memgerti puyuh, tapi ketika pekan yang lalu seor­ang pasien memberi 200 ekor puyuh berikut sarangnya, barulah saya mengerti. "Cobalah pelihara puyuh ini, pak !". Katanya bersemangat "Nanti bapak akan rasakan betapa banyak faedahnya". "Puyuh ini tak pernah sakit pak, tidak seperti ayam, yang kalau sakit seekor diikuti oleh yang lain, sehingga bisa-bisa sekandang ayam itu musnah, tapi puyuh tak pernah sakit, asal tidak kena hujan" Ulasnya lagi. "Karenanya tidak perlu di suntik dan tak perlu diimmunisassi".Komentarnya, "Dan puyuh ini tiap hari bertelur Pak" cilotehnya dengan bersemangat dan membakar semangat saya yang dilihatnya masih ragu-ragu.


Sejak hari itu, minggu yang lalu saya mulai memelihara Burung puyuh sebanyak 200 ekor didalam sebuah kandang ukuran panjang 120 cm, lebar 90 cm dan tinggi 150 cm, cukup kecil hanya memakai tempat sesudut kecil dari pekarangan. Memang seperti yang di katakannya. Hari pertama puyuh itu bertelur sebanyak 93 buah, besoknya 110 buah dan sekarang rata-rata puyuh itu bertelur sebanyak 128 buah setiap hari. Betapa enak dan asyik memilih telur-telur puyuh sebanyak itu. Lalu saya teringat petuah orang tua-tua dahulu. "Kalau kamu sedang lesu, tak bertenaga, kurang gairah, makanlah telur puyuh". Ternyata telur puyuh itu lezat, tidak berbau anyir dan tidak terasa pahit seperti telur-telur yang lain. Walaupun ketika mentah, separo matang atau waktu di rebus dan di goreng atau di jadikan seperti "bak so" atau di campurkan kedalam sup, ternyata lezat dan gurih. Apa yang di katakan oleh orang tua itu saya rasakan, sewaktu selesai melahap telur puyuh badan terasa lebih kuat, sehat dan segar dengan gairah yang tinggi. Saya ngak tahu zat dan hormon apa yang terkandung dalam telur puyuh, tapi begitulah yang saya rasakan. Apalagi ketika saya saksikan puyuh-puyuh itu tak pernah istira­hat, berlari kesana kemari, sangat lincah , sangat aktif, gesit dan siang malam bergerak, siang malam, makan dan siang malam berkawin, juga ngak pernah sakit-sakitan, kata si pembawa puyuh.

Akhirnya saya tertarik dan suka menyantap telur-telur puyuh. Yang saya rasakan seperti apa pituah orang tua-tua. Disaat semangat kendor, badan letih dan lesu, gairah kerja menurun, maka telur puyuh agaknya dapat membantu dan merubah suasana yang demikian.Yang paling terasa manfaatnya puyuh-puyuh ini adalah untuk anak saya Irdhan yang sekarang sedang duduk di bangku SMP I kelas II. Karena puyuh ini dia yang memeliharanya berdua adiknya Ir­syad. Tiap pagi dia bekerja membersihakan kandang puyuh dan
kotoran puyuh itu di simpannya dalam sebuah lobang selama semi­nggu, kemudian dapat di olah menjadi pupuk yang sangat baik untuk menyuburkan bunga dan tanaman serta bisa pula di serakkan ke dalam kolam sebagai makanan ikan. Dua kali sehari Irdhan memberi makan puyuh dan menambah airnya yang sudah kering. Dan dua kali sehari pula dia memilih telur-telur yang berserakkan di masing-masing sarang puyuh itu. Dengan demikian waktunya terisi. Seka­lian dalam dirinya terbit rasa menyayangi binatang, terutama puyuh. Selalu di monitornya kalau-kalau ada puyuh yang terjepit dan tersepit atau yang tampak kurang sehat. Memang menanamkan rasa sayang pada binatang pada anak-anak perlu, bisa dengan cara dia di serahi tanggung jawab mengontrol dan mengamati hewan piara annya. Di tangannya ada sebuah buku, didalam buku itu tercatat berapa telurnya per hari dan berapa makanan yang di berikan, dan berapa keiuntungan yang di peroleh. Secara tak langsung dia sudah belajar pembukuan sederhana. Yang paling penting saya rasakan adalah waktunya jadi banyak di rumah. Karena untuk anak-anak sebesar Irdhan kelas 2 SMP sampai kelas 2 SMA adalah masa-masa rawan bagi remaja. Dan saya takut kalau ada diantara anak-anak ini yang terperosok kedalam pergaulan yang mengerikan. Maka un­tuknya saya berikan tugas yang mengasyikkan, sekaligus menyenang­kan serta mendatangkan hasil. Ternyata dari penghasilannya dia dapat memmenuhi kebutuhan hari-harinya dan sedikit memenuhi kebutuhabn sekolahnya. Saya cuma ingin mengajarkan hidup mandiri padanya. Terasa benar puyuh-puyuh ini memberikan manfaat untuk pendidikan anak serta mengajar dia jadi pengusaha kecil-kecilan, dari pada dia membuang waktunya secara tak keruan.
Kemarin hati saya gundah, fikiran ini kacau. Maka saya coba menghibur hati ini dengan berdiri di depan kandang puyuh. Dengan menyaksikan puyuh yang berlompatan, berlarian, lincah bergelut sesama teman, dan ada juga yang mencoba terbang. Dan mendengar kokok dan bunyi-bunyi puyuh jantan yang ribut dan menmgasyikan menyebabkan saya terhibur di depan kandang puyuh. Sejenak saya dapat melepaskan kelehan jiwa dan keresahan yang tak menentu. Saya larut meyaksikan permainan-permainan puyuh itu. Cukup lama saya di depan kandang puyuh, dan selepas menyaksikan puyuh-puyuh itu terasa beban yang menyesak itu jadi reda, persoalan makin berkurang dan fikiranpun menjadi jernih. Banyak 'iktibar dan ajaran yang di persdapat dari mengamati puyuh-puyuh. Ternyata puyuh bisa jadi obat stress, ternyata puyuh dapat menghibur disaat tidak menemui hiburan lain. Dan akhirnya saya semakin menyayangi puyuh-puyuh itu. Baunyapun tidak sebusuk bau ayam, dan makannannyapun tidak sebanyak makanan ayam. Merawatnyapun tidak sepayah merawat ayam. Ruangan yang di perlukanpun tidak sebesar kandang ayam. Untuk 200 ekor cukup memakan tempat 90 X 120 X 150 Cm. Begitu umur puyuh itu 41 hari, dia mulai bertelur. Setiap hari dia bertelur sampai umurnya 2 tahun, apalagi kalau dapat makanan Comfeed yang tidak mahal tapi merangsang nafsu makan puyuh dan merangsang keinginannya untuk bertelur setiap hari. Saya tak tahu, mulanya saya tidak mengenal puyuh, tapi setelah memliharanya, ternyata dia sangat bermanfaat. Kadang-kadang timbul keinginan saya mengajak para orang tua yang punya masalah dalam mendidik anak-anak dan punya masalah dalam membayar uang pendidkan anak-anak. Agaknya puyuh merupakan satu alternatif. Dengan sedikit ruang di sudut pekarangan bisa membantu dan menye­lesaikan masalah rumit itu. Juga bagi mereka yang sering menderi­ta stress, agaknya puyuh dapat sedikit meringankan beban dan penderitaan itu. Saya teringat kepada Nabi Sulaiman yang Tuhan telah berikan ilmu mengenai burung-burung ini. Sehingga dengan memanfaatkan burung-burung nabi Sulaiman jadi berjaya dan jadi kaya. Dan semua ilmu yang di peroloeh oleh NAbi Sulaiman adalah dalam rangka bertasbih dan mengingat Tuhan. Dengan demikian nabi Sulaiman selalu dekat dengan Tuhannya. Dan sayapun mengucapkan puji syukur pada Tuhan yang telah memberikan nikamt dan ilmu_Nya melalui puyuh-puyuh ini. Yang jelas saya senang dan saya lega. Puas melihat hasil yang di capai dan di peroleh. Untuk itu saya teringat akan sebuah Firman Suci_Nya dalam Al_Qur'an surat Al nbiyaa' ayat 79:

"Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum. dan kepada masing-masing mereka telah Kami beri­kan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan
burung-burung. Semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya".


P a d a n g 17 Mai 1994

Kepribadian Minang 10

mambantu dunsanak-dunsanak nan di kampuang konon kabanyo dana nan takumpua mancapai jumlah satu milyar alhamdulillah satu pernyataan dari papatah nan mangatokan saciok bak ayam sadanciang bak basi mandapek samo baruntuang kaciciran samo marugi tibo di elok baimbauan tibodi buruk baambauan bukti lagi bahwa nagari lai bapatenggangkan banyak kamanakan, talalu banyak contoh-contoh nan manguatkan bahwa tabang gagak jo itamnyo bajalan urang minang jo adatnyo dimanopun bumi urang dipijak langik urang dijunjuang namun bumi jo langik minangkabau ndak kalupo pernah seorang sarjana sosiologi manyabuik-nyabuik minang dalam desertasinyo untuak mancapai doktor antaro lain baliau mangatokan bahwa urang-urang minangkabau itu kuno, licik dan pelit licik itu caro awaknyo galia ma, pelit artinyo sampilik, ceke mandanga kato-kato nan tak lamak dari si sarjana nan bukan minang itu urang awak heboh bak labah tahoyak sarang tasingguang bana puncak kadanyo berang, banci, kutuak sumpah sarapah babaua manjadi satu macam-macam reaksi urang waktu itu dari golongan intelektual ado nan manantang badebat di forum resmi utang-utang hukum mangatokan bisa dituntuik di pengadilan karano itu penghinaan politikus manilainyo SARA mangancam kerukunan dan kesatuan nasional para remaja berkomentar paja tu sakik hati ka pamuda minang sabab cintonyo ditulak nan pareman manggaregak dan sado laki-laki dilapuak muncuang paja tu dan lain sabagainyo akhirnyo dengan babarapo partimbangan masalah ko didiamkan sajo nah terlepas dari persoalan dari hargo diri sabab barang nan dicintoinyo di cacek urang, seolah-olah urang awak ingin mangatokan raip raite orong my country kok rancak kok buruak nagari den manga-manga ka kau kiro-kiro baitulah, angku-angku dunsanak pandanga berpedoman kapado kenyataan nan kito kamukokan tadi dapeklah kito tariak kesimpulan bahwa image nan mangatokan bahaso urang minang marantau adolah palarian menyingkirkan diri dari struktur masyarakat nan tak manusiawi atau marupokan pambarontakan adat tarnyato bohong samo sakali suatu persangkaan nan tak punyo dasar urang laki-laki di minangkabau ndak pernah mengeluh apolai mambarontak inyo indak maraso dirugikan malah sabaliaknyo maraso bangga dan bahagia kalau dikana dipikia-pikia baitu sarek tugas nan disandangnyo tugas sebagai ayah sebagai mamak, sebagai putra daerah nan bagi urang lain mustahil ta angkek sakaligus mako akan timbul pertanyaan resep apo nan dibarikan dan baa caro mamparsiapkan fisik stamina dan mentalnyo sahinggo sanggup manjadi supermen macam itu jawabnyo iyolah mereka digodok di pusdiklat adat, apo pulo itu pusdiklat adat.

Rabu, 20 Juni 2007

P R A M U G A R I

P R A M U G A R I

Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Pramugari itu duduk bersimpuh di lantai pesawat, dan dengan mata yang tak berkedip satu demi satu saya di tanyainya tentang isian formulir yang sudah saya isi tapi banyak salahnya. Untuk masuk USA kita harus mengisi formulir dengan bermacam-macam pertanyaan, ada beberapa pertanyaan yang saya salah menger­ti, dan hasil jawaban saya pada formolir itu di koreksi oleh Pramugari, demikian ramahnya pramugari dari Taiwan ini, dia bersimpuh di lantai pesawat dan mengoreksi setiap kata dan setiap jawaban yang saya tulis, dengan halus dan ramah dia menunjukkan kekeliruan yang telah saya buat, dengan menunjukkan dan memper­baiki dan lalu mencarikan kertas ganti formolir dia tekun melaya­ni dan menolong saya, bagaikan guru yang sedang membimbing murid yang baru belajar. "Sudah berapa kali ke Amerika?", Tanyanya dengan sopan. "Baru pertama kali" jawab saya "Ndak apa-apa , orang yang sudah sering ke Amerikapun masih ada juga yang keliru menjawab", ulasnya. "Di Amerika setiap kata di teliti dan kalau salah tulis, kita dianggaonya berdusta dan orang Amerika paling tak senang kalau ada yang berdusta". KAtanya menjelaskan. Maka kembali saya isi formulir itu hati-hati sambil di koreksi oleh pramugari yang cantik. Rasanya servis seperti itu tak akan saya peroleh di Indonesia.

Memang untuk melanjutkan perjalan menuju Taipei kami mengu­nakan pesawat Taiwan "Eva Air" Boing 747 yang berbadan lebar dan berwarna serba hijau di juluki dengan "ever green". Semuanya hijau, pesawatnya hijau, baju pilot dan pramugarinya hijau, cangkir dan piring-piringnya hijau, semua warna dan hiasan yang ada didinding depanpun hijau.

Pesawat Taiwan ini terkesan mewah dan canggih dengan tempat duduk yang lebar, ditangan-tangan kursinya terdapat bermacam-macam peralatan, dapat mendenganr musik dari 9 Chanel, dapat menikmati video yang layar monitornya terpasang di sandaran tempat duduk kursi yang di depan kita. Dan walaupun berlapang-lapang, setiap barisnya di jejelai 8 buah kursi dan semuanya terisi penuh. Pramugari yang ramah hormat dan sopan, chas Taiwan, semua berbaju hijau, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih dan mereka sangat muda-muda, umur belasan tahun tapi gesit dan lincah. Tiap sebentar kami dihampirinya, ada saja yang di tawarkan, kuelah ,teh, kopi penganan, ah bermacam-macam makanan, sehingga perut yang tadinya kelaparan selama menunggu dI Bandara Changi Singapura, sekarang betul-betul terisi padat. Perjalanan hari ini ke Taipei, bukan Taipeh seperti yang biasa saya sebut, tapi TAIPEI, sangat menyenangkan sambil menyak­sikan putaran-putaran flim, tinggal pilih flim apa melalui video dengan bermacam kebudayaan di dunia. Perjalanan menuju Taipei di tempuh selama 4 Jam dengan ke tinggian jelajah 35.000 Kaki, artinya yang dilihat di bawah lautan china selatan semua tampak kecil sehingga kapal yang berlayarpun terlihat sangat kecil-kecil di bawah sana. Taipei adalah ibu kota Taiwan, saya ngak menduga bahwa ternyata Taiwan sudah demikian maju dan bagus sekali. Hidangan makan yang disaji­kan menerbitkan selera makan yaitu sea food, saya selalu senang makan ikan dan udang dari laut, Ah pesawat ini terkesan mewah dan baru, apalagi layanan dan pramugari yang seakan tak pernah lelah memberikan servis yang baik. Di Taipei kami transit dan sempat menikmati pelabuhan Chiang Kaisek selama 2 Jam, cukup baik rapi dan manusianya bekerja dan ngomong sama cepatnya. Kembali kami pindah dengan pesawar Eva Air BR 034 untuk tujuan Seatle USA,Semua kami ngumpul di ruang Tunggu, tapi ada saja yang melancong naik keatas, melihat-lihat kesana sini, sehingga waktu mengumpulkan Paspor mengalami keterlambatan karena mereka yang pergi melancong kemana-kemana tanpa izin dan tak melapor pada Kiki menyebabkan keterlambatan pula dalam pemberangkatan.
Petugas disini muda-muda, berpakaian rapi, mereka tegas, tapi tidak seram dan tak seorangpun yang berpakaian satpam atau pakaian polisi. Yang terbayang di wajah mereka bagaiman supaya pekerjaan cepat selesai dan tepat waktu, serta bisa menolong orang, tidak bertele-tele namun tegas. Ruang tunggu di Taipei sederhana namun bersih dan tertib. Walaupun banyak yang antri waktu mau naik pesawat atau memperlihatkan pasport, namun tidak berdesak-desak dan tidak bergegas dan tidak stress.
Taipei menuju Seattle ditempuh dalam waktu 10 Jam, sebetuln­ya adalah waktu yang panjang dan membosankan, apalagi tak bisa tidur dengan nyenyak, namun karena pesawat Eva Air Taiwan Boing ini mempunyai tempat duduk yang cukup lapang, dan jarak antara 2 kursi cukup panjang, sehingga mereka yang bertungkai Panjangpun dengan leluasa dapat meluncurkan kakinya, apalagi kaki kursi di buat mirip seperti kaki kursi tukang pangkas, sehingga nyaman dan enak, sambil di depan mata atau pada punggung kursi, ada layar monitor TV dengan 8 channel, sehingga kita bisa memilih flim yang disenangi, atau kalau ingin mendengar lagu-lagu, juga bisa memilih 8 channel dengan nyanyia-nyanyian yang seronok. Begitu pesawat take off meninggalkan Taipei, berturut-turut pramugari memberikan selimut dan bantal, memberikan aipon untuk dapat menikmati nyanyian dan siaran video, memberikan odol dan sikat gigi kecil beserta penutup mata kalau ingin tidur dengan lelapnya, dan juga memberikan sepasang sendal yang lunak dan lembut, enak di pakai dan perlu diatas pesawat, semua hadiah itu boleh dimanfaatkan dan di bawa pulang sebagai kenangan dari Eva Air. Memasuki pulau-pulau Jepang, udara jelek, pesawat yang besar itu terguncang, mungkin diluar banyak awan atau ada Taifun, dan goncangan- goncangan ini berulang datang karena kami melintasi Samudra dan lautan Pasifik untuk mendarat sekitar Jam 2 Siang waktu setempat. Agak aneh yang saya rasakan, Kami berangkat dari Singapura jam 1. 15 Siang, Singgah di Taipei Taiwan, menjelahi kepulauan jepang, melintasi Samudra Pasifik, eh Tahu-tahunya sampai di Amerika Serikat di Seattle jam 1.50 Siang pada hari yang sama. Hal ini bisa terjadi karena kami terbang kearah mata­hari terbit, menyusur ke Timur, sehingga Siang hari berangkat, juga siang hari sampai pada hari yang sama, karena beda waktu antara Indonesia dan Seattle adalah 10 Jam. Jadi kalau Siang hari di Seattle berarti malam hari di Indonsia. NAmun walaupun siang panas menyengat, namun pramugari menutupkan daun jendela dan memadamkan semua lampu, sehingga di pesawat seakan=akan hari telah malam dan kami di persilahkan tidur, dan dalam tidur itu sang pramugari selalu mengawasi dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kami. Telatan, ramah, sopan, cantik, muda gesit, tapi terhormat. Itulah kesan saya tentang pramugari di Eva Air yang tak kan mungkin bisa di lupakan.

Untuk itu saya teringat akan ajaran agama kita, sebetulnya mereka pramugari itu telah banyak mentrapkan ajaran-ajaran agama kita. Karena ciri agama kita, adalah kita harus bekerja keras dan sungguh-sungguh, semua pekerjaan adalah ibadah asal di niatkan karena Allah, maka mulai dengan Bismillah dan jika selesai sebutlah Alhamdulillah, supaya kita selalu berorientasi pada Allah. Sehingga apa yang kita lakukan, sebagai Tema sentralnya adalah Allah. Darinya kita datang, kepada_Nya kita kan kembali dan untuk_Nya segala apa yang kita kerjakan. Tak sedetikpun terniat di hati ini untuk melupakan dan meninggalkan-nya. Padan_Nya kitaberharap dan pada_Nya jua kita meminta

Eva Air, diatas samudra Pasifik 16 September 1994

Kepribadian Minang 9

Seharusnya bundo kanduang salaku kapalo pemerintahan berhak memberikan kato hukum tapi kasus pelanggaran adat itu diadili oleh basa ampek bali lembaga yudikatof nan sadonyo terdiri dari laki-laki. Nan tantu sajo ateh restu dan pertimbangan sang ratu bundo kanduang. Nah, angku-angku dunsanak pandanga dari keseimbangan hak dan kewajiban itulah terciptanyo kerukunan dalam masyarakat minangkabau, kemudian angku-angku akan kami ajak manyalusuri radius kewajiban seorang laki-laki dalam keluarga baitupun dalam masyarakat kampuang ka nagari, pado pokoknyo seorang laki-laki di minangkabau mempunyai fungsi rangkap, fungsi nan mengakibatkan tumbuahnyo ampek tangguang jawab dalam wewenang nan babeda, partamo fungsi ayah sebagai baban langsung dari hukum Islam bahwa ayah mamikua tangguang jawab panuah kapado istri dan anak-anaknyo nan maliputi tangguang jawab layia dan tangguang jawab batin, sandang, pangan, perumahan, pendidikan dan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebutuhan. Inyo wajib melaksanakan tugas-tugas kebapakannya sampai anak-anak dewasa. Nan padusi sampai basuami nan laki-laki sampai mampu hiduik mandiri. Disamping fungsi ayah jo fungsi mamak sebagai pengamalan dari ajaran adat mamak punyo tangguang jawab moral memimpin anggota kaumnyo sapanjang bateh-bateh nan tagarih di pusako, mamak akan manarukokan sawah, mambukakkan hutan paladangan, mambangunkan rumah gadang kemudian mangatur pamakaiannyo. Dalam hal iko beliau bukan bakarojo surang akan tetapi dilaksanakan sacaro bagotong royong antara saluruh mamak-mamak dalam kaum nan sifatnya insidentil. Sedangkan tugas-tugas mamak sacaro pribadi adolah mangatur hal-hal nan bukan materil seumpama manjago karukunan rumah gadang nan panghuninyo terdiri dari babarapo unit keluarga. Katokanlah mamah berfungsi sebagai koordinator rumah gadang nan batangguang jawab kalua dan kadalam. Seandainyo ayah dan kamanakan-kamanakannyo atau urang sumando indak mampu mambari nafkah keluarga disebabkan sakik, disababkan lamah atau bacarai umpamonyo, mako fungsi ayah diambil alih oleh mamak. Dunsanak kamanakan ndak katalantar biayanyo dari harato pusako dan mamak-mamak akan menggarapkan sawah secara kolektif dengan itu berarti tasadio dua figur penyelamat dalam satu keluarga yaitu ayah dan mamak, kalaupun salah satu tidak berfungsi masih ado fungsional lain sehingga jaminan kehidupan mutlak tapanuhi bia kehidupan material atau-pun kehidupan spiritual. Itu sababnyo ndak pernah tadanga ratapan anak yatim di tanah minang, anak piatu nan kamatian mandeh ndak kamandarita di tangan ibuk tiri sabab si anak akan diasuah di rumah gadang oleh padusi-padusi di dalam kaumnyo. Nah, dunsanak, kamanakan pandanga. Kalau tadi ado duo paranan dimainkan seorang laki-laki di minangkabau yaitu peran ayah dari hukum Islma dan peran mamak dari hukum adat, mako ado satu peran lain yang bersumber dari undang-undang yaitu tuntutan kewajiban kapado masyarakat lingkungannyo satiok urang musti berpartisipasi taradok masyarakat kampuang dimanyo tingga, mamaliharo karukunan basamo sabagai satu kesatuan warga dalam wilayah jorong atau desa, membangun sarana-sarana jalan, irigasi, pendidikan, rumah ibadah, sekolah apo sako kebutuhan yang bersifat umum. Elok rumah dek tungganai, elok kampung dek urang tuo, dek nagari dek panghulu. Nah urang tua nan mukasuik disiko adolah kapalo desanan staftnyo mamak-mamak yang di rumah gadang tadi. Di tangan merekalah talataknyo karukunan dan ketertiban masyarakat kampung. Tapi alah salasai ka tugas dengan tigo tuntutan kewajiban tadi, alun, alunlai, masih ado ciek lan nan kadikakok apotu, yaitu wilayah yang labiah luas iyolah nagari, nagari yang kalau kito jabarkan labiah luas lai yaitu negara, seluruh potensi harus dikerahkan apo nan ado didermabaktikan untuk nagari atau untuk negara yo dana, yo tanago, pikiran, waktu dan lain sabagainyo, pendeknyo ndak satupun urang yang bebas dari tugas-tugas kanagarian, bajalan bairing, baiyu maisi patah batongkek buto bairik, sadonyo musti talibat, tantu sajo sabateh kampuan surang-surang.

Senin, 18 Juni 2007

Kepribadian Minang 8

Kemudian menyusul hak dan kewajiban antaro kadua balah pihak, sarato pambagian tugas nan tapisah manuruik kadudukan masing-masing. Sajak manusia tingga diguo-guo sampai kapado mangenal peradaban bahkan taruih ka zaman teknologi kini nangko ruponyo pambagian wewenang itu masih tampak nyato walau bateh dan versinyo mangalami perubahan-perubahan. Sekalipun akhirnyo pihak wanita menginginkan persamaan hak nan sabagian lah dicapainyo tapi mustahil malawan kodrat sebab kodrat itu hadir tanpa dimintak dan tanpa dituntuik. Itu sababnyo perjuangan emansipasi kadang-kadang taraso tidak adil karano wanita ndak pernah manuntuik persamaan kawajiban akan pincanglah jalannyo masyarakat sakironyo hak disamakan sadangkan kawajiban ndak saimbang dalam kontek iko minangkabau menganut kaidah tersendiri yaitu mambarikan seluruh apo nan manjadi hak-hak wanita sasuai dengan kodratnyo pulo hak perlindungan keamanan, hak pelayanan ekonomi, kedudukan sosial dan lain sabagainyo nan kasadonyo lah lamo dimiliki wanita minang. Oleh sebab itu tokoh-tokoh wanita nan mengobarkan peran emansipasi ndak pernah muncul ditanah minang karano memang tidak dibutuhkan, untuak apo manuntuik sasuatu nan lah ado dalam genggamannyo. Adat nan marupokan peraturan tatinggi dalam masyarakat terlalu banyak mambarikan fasilitas dan subsidi kepada wanita, rumah gadang secara gratis disuruah tunggu ndak kamanyeo ndak kamangontrak, seluruh hasil harato pusako makanlah minumlah pakailah nak basuami dilamarkan sampai pun katurunan manuruik garis keibuan kurang apolai wanita ditanah baradab ko. Hanyo satu nan tak pernah lapeh dari tangan yaitu kekuasaan walaupun kadang-kadang urang laki-laki sampai mangalah ka rantau urang demi kesejahteraan dunsanak kamanakan namun kato putuih ado ditangan mamak wanita minang tidka mengatur tetapi diatur mereka hanyo punyo hak pakai bukan memiliki, biapun kunci ado dipinggang tapi rangkiang indak ka dibukak oleh parintah siapopun kecuali suruahan mamak sabaliaknyo mentang-mentang punyo kuaso seorang mamak ndak buliah saleluaso maambiak padi sabalun ado persesuaian dari bundo urang padusi ndak berhak jadi penghulu, namun penghulu alun ka tagak kalau para bundo kanduang sapakaiak indak manarimo baitu sapanjang adait dipusako takalau cindua mato dihadapkan sebagai terdakwah karano manculiak puti bungsu dari sungai ngiang seharusnya bundo kanduang salaku kapalo pemerintahan berhak memberikan kato hukum tapi kasus pelanggaran adat itu diadili oleh basa ampek bali lembaga yudikatof nan sadonyo terdiri dari laki-laki. Nan tantu sajo ateh restu dan pertimbangan sang ratu bundo kanduang.

PENANTIAN PANJANG SEORANG IBU

PENANTIAN PANJANG SEORANG IBU
Oleh dr.H.K.Suheimi

Kisah ini dimulai dari seorang pengemis wanita dengan seorang bayi perempuan berusia 1 tahun ,, tidak seorangpun yang tahu nama aslinya , tapi beberapa orang tahu sedikit masa lalunya , yaitu bahwa ia bukan penduduk asli di situ , melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya,, Tapi suaminya pergi entah kemana , dan tak pernah lagikembali ,,

Pada suatu hari , tergerak oleh semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik , ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja,, Dan itu membuatnya terpaksa untuk meninggalkan anaknya di puing-puing sebuah toko , dimana ia tidur beberapa waktu ini ,, ia berpesan pada anaknya , agar ia tidak berhubungan dengan siapapun selama ibunya tidak di tempat,,

"Nak ... dalam beberapa hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu , dan kita tidak lagi tidur dengan angin di rambut kita" hibur wanita itu,,

Dengan langkah yakin ... wanita itu pun berangkat ... dan meninggalkan anaknya sendirian ,, Tapi ... selang berapa lama ia pergi , ada sepasang suami istri pengemis menculik gadis cilik itu dengan paksa , dan membawanya sejauh 300 kilometer ke pusat kota, dan menjualnya pada pasangan suami istri dokter yang kaya , yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun,,

Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona , di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil itu tumbuh dewasa ,, Dan pada umurnya yang ke-24 , Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur yang amat jelita , dan sedang menyelesaikan gelar dokternya,, Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda , tapi cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang bernama Geraldo,,

Setahun setelah perkawinan mereka , ayahnya wafat,, Dan menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27 , suatu hal terjadi yang merubah kehidupan wanita itu,, Pagi itu Serrafona membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah tidak pernah dipakai lagi , dan di laci meja kerja ayahnya ia melihat selembar foto seorang anak kecil yang digendong sepasang suami istri,, Selimut yang dipakai untuk menggendong anak itu lusuh , dan anak itu sendiri tampak tidak terurus , dan sesuatu ditelinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang,,


Kemudian ia membuka lemarinya sendiri , dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni, yang didalamnya terapat seluruh barang-barang pribadinya , dari kalung-kalung berlian hingga surat-surat pribadi,, Tapi di antara benda-benda mewah itu terdapat sesuatu terbungkus kapas kecil , sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana dan bukan emas murni,,

apa yang ditemukannya pagi itu , seolah menjawab semua pertanyaan- pertanyaan yang selama ini mengungkungnya , seperti ...kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan wajah kedua orang tuanya , dan mengapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya,,

Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa lalu Serrafonna , foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian di seluruh negeri,, Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu , Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan , kantor surat kabar dan kantor catatan sipil ,,

Meski ... belum ada perkembangan , ia tetap yakin bahwa ibunya masih ada , dan sedang menantinya sekarang,, Pagi siang siang dan sore ia berdoa agar bisa bertemu dengan ibunya,,

Hingga disuatu senja , mereka menerima kabar bahwa ada seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya , tanpa membuang waktu , mereka terbang ke sebuah rumah kumuh , sekali melihat , mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu , yang kini terbaring sekarat , adalah wanita di dalam foto,, Dengan suara putus-putus , wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan, sekitar 25 tahun yang lalu,, Tidak banyak yang diingatnya, tapi ia masih ingat kota dan bahkan potongan jalan di mana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya,,

Dua hari lewat tanpa kabar , dan padahari ketiga mereka menerima telepon dari salah seorang staff mereka , yang mengatakan bahwa ia telah menemukan ibu serafonna, tapi harus waktunya mungkin tidak banyak lagi,,


Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi , dipinggiran kota yang kumuh dan banyak angin,, Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan kusam ,, Satu , dua anak kecil tanpa baju bermain-main ditepi jalan,,

Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil , dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat , ia berdoa: "Tuhan beri saya sebulan saja".

Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil , dan angin yang penuh derita bertiup berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka,,

Ketika mereka masuk belokan terakhir , tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat,, Jalan itu bernama Los Felidas , di tengah-tengah jalan itu terbaring seorang wanita tua dengan pakaian kumuh dan tubuh yang tidak bergerak,,

Melihat hal itu , pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun , suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar , memburu ibu mertuanya,, "Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup , tapi kamu harus menguatkan hatimu.",,

Serrafona memandang tembok dihadapannya , dan ingat saat ia menyandarkan kepalanya ke situ,, Ia memandang lantai di kakinya dan ingat ketika ia belajar berjalan ,, Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat,,

Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu kedadanya sambil berkata
"Ya ... Tuhan beri kami sehari saja , biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia,,

Wanita tua itu ... perlahan membuka matanya dan memandang keliling , ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente , ke arah mobil-mobil yang mengkilat , dan ke arah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda,,

Mendengar suara itu , ia tahu bahwa apa yang ditunggunya tiap malam - antara waras dan tidak - dan tiap hari - antara sadar dan tidak , kini menjadi kenyataan,, Ia tersenyum , dan dengan seluruh kekuatannya menarik lagi jiwanya yang akan lepas,,

Perlahan ia membuka genggaman tangannya, tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam,, Serrafona mengangguk , dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya,,

"Mama... saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari,, Mama jangan pergi dulu ,, Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama ,mama ingin makan , ingin tidur , ingin bertamasya , apapun bisa kita bicarakan,, Mama jangan pergi dulu... Mama..."

Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah , ia berdoa lagi kepada Tuhan, "Ya Tuhan Yang maha pengasih dan pemberi , Tuhan..... satu jam saja.... ...satu jam saja.....",,

Tapi dada yang didengarnya kini sunyi , sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu,, Hanya senyum itu , yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia,,,

Jumat, 15 Juni 2007

Kepribadian Minang 7

perbedaan dasar antaro silek awak jo seni beladiri urang lain baitupun falsafah bamain alang-alang, agaknyo paninggalan-paninggalan budaya nan berbentuk non beda itu lah bacarito panjang tantang kapribadian minang tempo dulu sahinggo baunnyo semerbak sampai melintasi daerah perbatasan. Labiah jauh kito manampak seolah-olah lukisan tadi sangajo diabadikan sabagai contoh jo toladan kapado anak cucuknyo kapado kita dan katurunan sunduik basunduik untuak manjadikan nyo landasan sikap dalam hidup bamasyarakat, namun kito manyadari bahwa nantik disuatu maso urang indak lain kamanyukoi gaya bahasa klasik nan kurang komunikator, mungkin isuak rumah gadang hanyo akan ditamui di taman mini Indonesia indah atau dikabun bungo Bukittinggi, jurus-jurus silek minang nan unik tingga sabagai gambar-gambar mati dalam carito komik dan kalau ado urang yang baminat manyusun karya tulis tantang Minangkabau silangkah datang ke perpustakaan laiden di Eropah catatannyo tasimpan dideretan buku-buku tantang mesir kuno tantang kota Menphiz dan Tebe nan tenggelam juo tantang binatang-binatang purba nan lah punah dari permukaan bumi hilanglah nan ma nan kahilang biakan hanyuik nan tarapuang tapi roh adat mesti dipatahankan. Apabilo padam kapribadian minang badatanglah lonceng kamatian minangkabau tinggalah Sumatera Barat sebagai sarang nan pernah bapauni daulunyo dengan kato lain anak-anak kito isuak ndak berhak lain mendakwahkan diri sebagai urang minang tapi saya anak Indonesia kelahiran Sumatera bagian barat kenapa baitu sabab hakikat minang itu bukanlah hasil seni bukanlah wilayah dan bukan juo katurunan, inyo adalah yo tergantunglah pado generasi kito kini. Apokah tungkek estafet itu akan ditaruihkan atau akan dilipek sampai disiko. Apo kito basadio manjadi angkatan pengkhianat nan menggelapkan amanah. Apo kito lasiap manarimo caci maki sumpah sarapah dibelakang hari. Apo kito relakan adat dikubua samantaro kito melestarikan kehidupan gajah, harimau sampai biawak sekalipun jawapannyo ado dalam dado kito surang-surang. Angku-angku dunsanak pandanga pado kesempatan ceramah kini nangko izinkanlah kami malanjuikkan mambaco bahaso-bahaso sandi dalam ujud kreatifitas urang minang kito piliah nan taserak kito rangkai kemudian dikonfigasikan manjadi suatu bentuk nan bisa dicaliak sacaro konkrit. Adopun objek yang kami piliahkan iyolah fungsi surau sebagai sarana pendidikan formal dan informal dan latar belakang tradisi marantau bagi urang minang, nan baiaklah den utang baangsua mako lansai kato basabuik mako dapek akan kito masuak sajo kapado pokok perbincangan didulang sadalung lai pandulang ameh bangka ulu diulang saulang lai panyambuang kaset na daulu. Bismillahirrahmanirrahim. Sesuai dengan kodratnya laki-laki dilayiakan dengan bangun tubuah nan kuat kokoh dengan nyali keberanian nan tinggi dan bapikia labiah rasional dibandiangkan dengan kaum wanita. Barangkali dengan sagalo kalabiahannyo itulah timbua naluri ingin mampimpin, mambarikan parlindungan kapado wanita nan memang mambutuhkan.

Pemimpin

PEMIMPIN

Oleh : Dr. H.K Suheimi
Di saat kita sedang mengalami krisis kepemimpinan, saya terlibat pembicaraan dengan akrab dengan dr. Usman Said. Berbicara dengan dr. Usman Said sangat mengasyikkan. Kali ini beliau bercerita tentang Khalifah Harun Al Rasyid.
Khalifah Harun Al Rasyid, seorang pimpinan yang patut diteladani. Di samping beliau sebagai khalifah dan dalam kekuasaannya dia selalu bertanya pada cerdik pandai, ulama dan ustadz. Tersebutlah seorang ustadz Al Baqi dari India yang terkenal alim. Kebetulan Al Baqi ingin menunaikan ibadah Haji. Di zaman itu jika ingin ke Mekah harus melalui Bagdad.
Maka Khalifah Harun Al Rasyid memerintahkan pengawalnya agar menunggu Al Baqi di pintu gerbang Bagdad.
Ketika Al Baqi diundang ke istana terjadilah dialog yang sangat berkesan dan mendalam. Khalifah Harun Al Rasyid : "Ya Ustadz, tolong tunjukkan saya bagaimana seharusnya jadi seorang pemimpin?".
Al Baqi : " Siapkanlah dirimu dengan memenuhi sakumu dengan emas, tangan kirimu ada cambuk dan di tangan kananmu ada pedang. Jika engkau ingin jadi pemimpin".
Khalifah Harun Al Rasyid :"Apa maksudmu?"
Al Baqi : "Emas yang disakumu itu dapat kau gunakan untuk menolong rakyatmu bila mereka di timpa kesusahan dan mengalami kesulitan. Cambuk di tangan kirimu dapat digunakan untuk mencambuk orang yang melakukan perbuatan maksiat. Sedangkan pedang di tangan kananmu dapat kau tebaskan bila orang berbuat maksiat itu tak jeranya melakukan perbuatan maksiat".
Khalifah Harun Al Rasyid :"Mungkin ada nasehat yang lain?"
Al Baqi :"Sebagai pemimpin hendaklah kamu bagaikan telaga. Dari telaga itu mengalir anak-anak sungai, jika telaga itu kotor tentu anak sungainya akan kotor, dan sawah yang dialirinya jadi kotor dan kotor pulalah apa-apa yang akan dimakan rakyat".
Dengan kata lain, jika kotor masyarakat tentu pemimpinnya yang lebih kotor. Dan jika masyarakat masuk neraka maka pemimpinnyalah yang lebih dulu terjun ke neraka.
Tapi jika air telaga itu bersih tentu akan bersihlah air yang mengalir di sungai, dan bersih air yang ke sawah, sehingga rakyatnya akan bersih. Jika rakyat ini masuk surga, maka pimpinannyalah yang lebih dulu masuk surga.
Khalifah Harun Al Rasyid :"Baik ya Ustadz, mungkin masih ada lagi?"
Ada jawab sang ustadz :"Jika kamu berada di tengah padang pasir yang luas, dan kamu kehabisan bekal, tak ada air yang akan diminum, tak sebutir pun makanan yang akan dimakan, sehingga kau hampir mati, lalu ada orang yang menawarkan segelas air, tapi dia meminta imbalan. Harga segelas air itu sama dengan setengah kerajaanmu, bagaimana pendapatmu?"
Khalifah Harun Al Rasyid :"Akan ku tebus segelas air itu dengan separuh kerajaanku".
Al Baqi :"Bagus engkau berada di dalam jawaban yang benar".
"Tapi sesudah minum, tiba-tiba engkau jatuh sakit yang sangat hebat sampai mendekati sakratul maut. Dan pada saat itu ada tabib yang membawa obat yang dapat menyembuhkan sakitmu itu, tapi dia minta imbalan separuh kerajaanmu yang tinggal, bagaimana pendapatmu?".
Khalifah Harun Al Rasyid :"Akan saya tebus obat itu dengan seluruh kerajaanku".
Al Baqi :"Bagus kau menjawab yang tepat. Kalau begitu kerajaanmu nilainya tak lebih dari segelas air dan segelas obat".
"Lalu kenapa kau mati-matian mempertahankan kerajaan dan mati-matian berebut kerajaan?"
Kalau dipikir-pikir, memang nilai sebuah kerajaan itu tak lebih dari segelas air, jika kita sedang dan sangat kehausan
UNTUK ITU INGIN SAYA PETIKKAN FIRMAN SUCINYA DALAM AL-QURAN
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. 32:24).
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya). (QS. 7:3)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu,jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa yang di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. 9:23)

Selasa, 12 Juni 2007

KEMBAR SIAM

KEMBAR SIAM

Oleh dr.H.K.Suheimi

Dunia menangis, airmata bercucuran ketika Ladan dan Laleh Bijani meninggal dunia. Masih terbayang senyumannya, masih terbayang betapa kedua gadis ini dalam satu kerudung, cantik baik ceria, tapi bayangan itu segera menghilang begitu membaca berita keduanya meninggal dunia. Menariknya berita ini membangkitkan keinginan saya mengutak atik internet. Dari bahan bacaan internet inilah yang ingin saya sajikan pada para pembaca.
Sebelumnya Lelah dan Ladan sudah pergi ke Jerman untuk mengupayakan pemisahan itu pada 1996 lalu, namun di sana mereka ditolak. Dokternya geleng kepala menyatakan tak sanggup melakukan operasi pemisahan itu, karena resikonya terlalu besar. Baru setelah akhir tahun lalu, dokter Singapura menerima mereka. Dan bersedia melakukan operasi yang beresiko itu - Ladan dan Laleh Bijani, kembar siam asal Iran, sudah siap mental menjalani operasi pemisahan kepala di Singapura. Keduanya sudsah siap meski risikonya terlalu berat, kematian.
Dia berharap pemisahan dengan saudaranya itu berhasil baik. "Kami merasa senang dan bersemangat tapi sedikit grogi menghadapi operasi itu," ujar Ladan.
Inilah untuk pertama kalinya tim dokter RS Raffles memisahkan kembar siam dewasa. Selama ini mereka dikenal sebagai ahli pemisahan kembar siam yang masih bayi.
Wakil ketua tim bedah Bijani bersaudara, Keith Goh, pernah sukses memisahkan bayi kembar siam Nepal di Singapura 2001 lalu. Namun untuk kasus Bijani, Goh mengatakan salah satu atau keduanya bisa saja meninggal akibat operasi itu.
Namun kemungkinan itu tak membuat Ladan takut. "Kami sama sekali tidak takut menghadapi operasi," ujar Ladan ketika ditanya apa yang paling ditakuti menjelang operasi itu.
"Dr Goh sudah memberitahu kami operasi ini mempunyai risiko yang sangat tinggi dan menjelaskan semua pilihannya. Tapi kami bahagia masih punya pilihan (bisa hidup terpisah)," imbuhnya.
Keinginan hidup terpisah itu sangat kuat karena masing-masing punya cita-cita berbeda. Keduanya adalah pengacara hebat. Namun Lelah ingin melanjutkan karirnya menjadi wartawan sedangkan Ladan tetap di jalur hukum. Kedua profesi yang memang tidak bisa dilakukan kalau mereka tetap bersatu. Namun ada keinginan yang sangat sederhana. "Kami ingin bisa saling melihat tanpa cermin," ujar Lelah.
Keinginan hidup terpisah itu sangat kuat karena masing-masing punya cita-cita berbeda. Keduanya adalah pengacara hebat. Namun Lelah ingin melanjutkan karirnya menjadi wartawan sedangkan Ladan tetap di jalur hukum. Kedua profesi yang memang tidak bisa dilakukan kalau mereka tetap bersatu. Namun ada keinginan yang sangat sederhana. "Kami ingin bisa saling melihat tanpa cermin," ujar Lelah.

KEMBAR siam adalah kejadian langka yang terjadi pada satu dari 40 ribu kelahiran. Sebenarnya, ini adalah bayi kembar identik yang gagal memisah setelah pembuahan telur berlangsung 13 hari. Sampai kini, pemicu kejadian bayi kembar siam belum sepenuhnya diketahui. Perlekatan kembar siam bisa terjadi di berbagai lokasi, misalnya bagian kepala (kraniopagus), dada (thoraopagus), dan punggung (pygopagus). Operasi pemisahan biasanya berakhir sukses. Namun, tak jarang pemisahan bayi kembar mengandung kontroversi karena adanya kerugian pada salah satu bayi. Berikut ini beberapa kasus bayi kembar siam yang terkenal.
Eng dan Chang Bunker, dari Siam lahir dengan badan bagian atas menempel dan berdampingan, kembar ini tak pernah dipisahkan sampai meninggal dunia.
Marsha dan Dasha Krivoshyapovy, memiliki dua kepala, empat tangan dan dua kaki mrk adalah kembar hidup dan tidak dipisahkan
Mary dan Jodie lahir di Manchester, Inggeris dg satu hati dan paru-paru

Satu hal yang membanggakan kita adalah Tim dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) berhasil mengoperasi bayi kembar siam tipe omfalofagus yang menyatu rongga perut dan panggulnya. Keberhasilan itu tercatat sebagai prestasi ketiga kalinya bagi RSCM

Kedua bayi kembar siam itu bernama Perina Nurfarida (Rina) dan Perani Nuraida (Rani) itu lahir 21 April 2002 di Rumah Sakit Umum Daerah Serang, Banten. Pada usia satu hari, bayi pasangan Nunik (24) dan Dian Nurfalah (27) langsung dirujuk ke RSCM.

Kedua bayi itu mengalami penyatuan hati dengan penampang perlengketan 11,5 x 11 cm. Selain itu ujung usus halus dan usus besar menyatu dan bermuara pada kloaka (rongga dalam tubuh bawah) bersama saluran dari kandung kemih.

"Hanya ada satu lubang pembuangan untuk air besar maupun air seni," kata Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/RSCM dr Asril Aminullah SpA(K) beberapa waktu lalu.

Pada masing-masing bayi terdapat sepasang ginjal dengan sistem saluran kemih menyilang satu sama lain. Meski kedua tulang panggul terpisah, mereka hanya memiliki satu ovarium dan satu uterus rudimenter.

Tim dokter yang dipimpin Asril Aminullah memutuskan mengoperasi Rina dan Rani dua kali. Tim dokter antara lain terdiri dari ahli bedah anak, ortopedi, dan urolog.

Operasi pertama dilakukan 27 Mei 2002 untuk membuat lubang anus buatan. Seperti yang dipublikasikan dalam siaran pers RSCM, Rabu (26/2), operasi berlangsung lancar. Namun, operasi kedua terpaksa ditunda karena selama perawatan bayi masih sering diare dan terinfeksi saluran kemihnya.

Operasi kedua untuk memisahkan mereka akhirnya berlangsung, Selasa (25/2). Dalam operasi selama 14 jam-pukul 09.35-23.40-itu, muncul berbagai penyulit. Selain perdarahan saat pemisahan hati, saluran kemih yang saling bersilang sulit diidentifikasi. Banyaknya perlengketan dan upaya reposisi tulang panggul dan pubis, menambah lamanya waktu operasi. Bayi juga menurun suhu badannya (hipotermia) dan kekurangan oksigen (asidosis)

Selesai dioperasi, Rani tiba di ruang perawatan intensif anak pukul 00.30 dan Rina pukul 01.15. Selama dirawat di ICU (intensive care unit) Rina tetap mengalami hipotermia dan asidosis. Meski berbagai upaya telah dilakukan, Rina akhirnya meninggal, Rabu (26/2), pukul 08.35. Sedang Rani masih dalam kondisi kritis.

Kembar siam adalah kembar identik yang embrionya tidak membelah dua secara sempurna pada dua minggu pertama kehamilan. Secara teori, penyebab dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan gangguan lingkungan. (iis)
Pasangan kembar yang dihasilkan daripada satu telur, yang kemudiannya pecah untuk menghasilkan dua jasad akan menjadi pasangan kembar satu uri. Kembar yang dihasilkan begini biasanya mempunyai sifat yang sama, sama ada keduanya lelaki atau perempuan, rupa paras yang sama dan juga sifat dan perwatakan yang hampir-hampir sama. Jika pasangan kembar yang dihasilkan dari dua telur atau non-identical twin biasanya mempunyai sifat yang berbeda iaitu seorang lelaki dan seorang perempuan dan rupa paras, perwatakan dan sifat mereka tidak sama. Dalam kembar yang sama biasanya satu uri sahaja yang dihasilkan dan uri ini digunakan bersama oleh kedua-dua bayi ketika dalam kandungan. Dan pasangan kembar yang tidak sama uri biasanya ada dua, satu bagi setiap bayi.
Identical twin dari satu embryo kebanyakan menjadi dua insan (lengkap) sama rupa,, jantina, dan lain-lain.
Kembar siam juga dari identical twins tetapi menghadapi masalah pembandingan anggota kepada dua daripada satu embryo. Dengan ini kedua jasad tidak berpisah seluruhnya tetapi sebahagian daripada anggota mereka ini akan berganding atau terbendung. Bahagian anggota yang mungkin terbendung ini berbeza antara satu pasangan kembar siam dengan yang lainnya. Ada yang berbendung di bahagian dadanya dengan berkongsi satu jantung, ada pula yang berbendung di bahagian abdomen iaitu berkongsi satu tali perut sahaja.
Pembedahan untuk memisahkan kembar siam, biasanya hanya dilakukan pada kes yang berganding pada bahagian yang kurang penting seperti bahu atau punggung. Gandingan anggota penting seperti jantung, tali usus atau otak tidak boleh dibedah. Pernah juga tercatat dalam sejarah kembar siam ini terus hidup hingga ke akhir hayat. Mereka berbendung di bahagian tubuh. Kedua kembar ini mempunyai perwatakan yang amat berlainan dan setiap seorang mempunyai isteri dan keluarga sendiri. Mereka bergilir-gilir menjalankan tugas masing-masing. Akhirnya apabila seorang mati, kembar yang kedua juga mati.
Untuk itu ingin saya petikkan sebuah firman suci Nya dalam Al Qur"an
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang-orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah roboh" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya:"Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?". Ia menjawab:"Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, bagaimana kami menyusunnya kembali, kemudian Kami mentupnya kembali dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata:"Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. 2:259)

Padang 16 Juli 2003

kepribadian Minang 6

Dunsanak pandanga, kamanakan nan Ambo hormati. Kebudayaan adalah produk dari prilaku dan sikap mental masyarakat suatu daerah. Dan seni sastra nan tertuang dalam tambo, dalam kaba atau dilukis di bait pantun, papatah, bidal, syair dan ungkapan merupakan cermin dari perwatakan urang Minangkabau. Sesuai dengan kepribadiannyo, urang Minang jarang manyatokan sesuatu sacaro gambalng, secaro terbuka atau tude point istilah kerennyo. A... kalau baitu urang awak ko ndak praktis mah datuak. Mungkin, tapi nan pasti urang-urang Minang adolah urang idealis, urang kayo dengan imajinasi nan mautamokan raso. Sahinggo malu tenggang-manenggang dijadikan standar moral. Inyo maukua sesuatu nan nampak dengan nan tidak nampak, disikolah urek budi tatanamnyo. Aratinyo pribadi urang Minang tertutup. Batua, makin jauah talampoknyo sesuatu, makin tinggi nilainyo dan naluri manusia ingin mancari nan tasuruak tu. Tu ka indak.
Nah, kito taruihkan kini.
Tadi ambo sampaikan, bahwa dalam bamain kato bertata laku pola berfikir dan apo sajo aktifitas kegiatannyo, urang awak cenderung manampuah jalan baliku. Mari kito caliak, dalam batutua umpamonyo. Urang Minang selalu mencontoh kapado alam, mangatokan hitam disabuiknyo baro, putiah dimisakannyo tapuang, ampadu aratinyo paik, tanggui duduak nan manih.
Kalau inyo akan mengungkapkan perasaannyo disalurkannyolah lewat pantun. Bait-bait pendek mampu bacurito banyak tentang apo sajo, tapi hanyo urang nan arih bisa paham. Sabab isinyo tersimpan jauah dalam misa jo umpamo. A... cubo dangakan sabuah pantun "Pisau sirawik panjang hulu paukia surau di barangan, diam di lauiklah dahulu samaso pulau balarangan", akan hilanglah pesan si tukang pantun kalau asosiasi nan mandanga tapaku kapado kato-kato dalam arti nan sabananyo. Fungsi lauik jo pulau di siko hanyolah sekedar memberi kesan untuak menggiring lawan mangecek ke pokok persoalan. Pengertiannyo bisa ganda, a... kama ka dibaok? Ka soal asmara, buliah "hanyuiklah buyuang jo angan-angan sabab si dia alah bapunyo", a... itu aratinyo tu. Ha... ka masalah ekonomi, bisa juo "manggagaulah dulu di kaki limo salamo toko alun tagagai". O... ka dibaok ka soal pandidikan cocok, "nyampang ndak luluih sipenmaru menganggurlah agak satahun, kamasuak ka swasta bajuta pitih dimintaknyo", a... kamaa lai? Ka politik, a... itu nan jaleh bana "tangguangkanlah dek Markos tingga di pangasiangan salamo si Qori bakuaso di Filipina", a... putalah kini kama kadibaok lai. Jadi pantun cako punyo sasaran nan banyak dan luas, tapi isinyo bisa disimpulkan dalam satu kato, yaitu prihatin. Itulah nan dimukasuik jo dikambang sahalai bak alam dibalun sabalun buku. A... cubo bandiangkan koni jo pantun Malayu, a... bunyi pantunnyo "dari mana datangnya lintah dari sawah turun ke kali, dari mana datangnya cinta dari mata turun ke hati". Tembak tupai, jaleh mukasuiknyo. Inyo mangecek hanyo soal cinta, ndak bisa dibaok ka nan lain.

Senin, 11 Juni 2007

kepribadian Minang 5

Mako tanpa menterjemahkan dan kemudian mentafsirkan manuruik pengertian nan diisyaratkannyo, mako tambo hanyolah marupokan buah khayal dari manusia-manusia bodoh. A, kini sia nan bodoh, a... urang nan mangaluakan kode porkas ko nan tele atau urang nan manangkok nan pandia, sia?. Tapeklah peribahasa urang Minang, usah diarok kanampak putiak dalam bungo, kalau bukan mato batin nan bamain. Untuak itu dibutuahkan kearifan dalam mempelajari tambo. Kakehkan nan talamun, kambangkan nan talipek, baco nan tasirek, sabab isinyo kalau dibalun sabalun buku, kalau dikambang saleba alam.
Patuik kito petanyakan kini, apokoh yang dimungkasuik dengan keturunan Iskandar Zulkarnain adolah anaknyo secaro biologis? Apo ndak mungkin bidodari hanyo sebagai visualisasi dari putri tercantik umpamonyo? Atau sarugo sebagai lambang kehidupan glamor penuh kemewahan? Indak kok bisa dijangkau pengertian gunuang sagadang talua ayam, maisyaratkan urang nan datang dari jauah? Lai ka mungkin kato-kato mangirok ka ateh langik manyatukan bundo kanduang tabang ka udaro? Baa kalau diartikan pakuasi, mengungsi atau pindah barangkali? Atau gala bungkuak kapado rajo tiang bungkuak sabagai lambang urang nan tak jujur? Mako saderet pertanyaan nan alun tajawab tantang bagaimana, siapa, kapan, dimana dan lain sebagainyo, anda-anda lah nan akan mampalajarinyo dan menjawabnyo.
Usah dinantikan urang lain ka mambukakkan kunci ka untuak awak, mereka hanya memandang nan nampak, mambaco nan tasurek, artinyo basuo kato indak jo kato antah. Nah, carilah kato nan iyo atau kato nan indak. Katokan kato nan boneh, bangkikkan batang tarandam jan sampai lapuak dek balunau. Kami tinggakan karangko di kamanakan, sudahkan bangkalai mamak, kayamlah pandan nan baturiah. Itulah tugas generasi anda, silahkan dan selamat bekerja. A, baiklah untuak samantaro kito karek masalah tambo sampai di siko. Kito aliah ka soal lain, sungguah baraliah sinan juo.

LUBUAK PARAKU

LUBUAK PARAKU

Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Kamis 20 Mai almanak merah, saya tak masuk kantor, keluarga dan anak-anak minta raun sabalik. Semula anak yang kecil minta berenang, kesukaannya, kadang-kadang di hotel, di fitness senter atau di Teratai. Tapi hari itu semua mereka saya ajak ke Lubuak Paraku, bawa nasi bungkus, makan bersama kemudian menceblung masuk sungai dan berenang sepuas-puasnya. Berbeda dengan berenang di kolam renang, ternyata semua anak-anak asyik dan senang bere­nang di lubuak Paraku ini. Airnya jernih, bening, dasarnya terlihat biru berbuih putih karena air itu jatuh dari batu-batu besar.

Di jeram-jeram itu air bergulung, berputar, berbuih menimbulkan bunyi yang mengasyikkan. Sungai yang mengalir di Lubuak Paraku itu mengalir diantara celah dua buah bukit, dengan batu-batuan yang besar, di tengah hutan rimba yang lebat, di tingkah suara burung dan nyanyian jangkrik. Suasana yang sangat asri dan mena­wan serta menyejukkan. Kalau tidaklah karena di hukum waktu, mau kami berlama-lama disana. Betapa tidak, berenang di air yang be rsih, jernih, mengalir, berisik, disela-sela batu, di tengah-tngah jeram. Dengan berdiri di bawah jeram, terasa badan inibagaikan di urut-urut oleh belaian air, senang asyik sejuk dan segar. Saya teringat waktu pergi ke Solo, menyaksikan physio terapi untuk anak-anak cacat yang rusak sarafnya, tak berfungsi ototnya, mereka di mandikan dalam suatu bak mandi yang airnya dibikin ada arus yang bergelombang. Saya tanya harga bak mandi yang bisa membikin air bergerak, mengalir dan bergelombang itu, ndak tanggung-tanggung mahalnya. Padahal airnya tetap itu ke itu juga yang di putar, di bikin gelombang. Disini, di Lubuak Paraku ini, airnya jernih, selalu bergan­ti, mengalir dengan deras seperti dicurahkan dari batu ke batu, lalu menimpa tubuh dan badan, betapa enak dan nyamannya. Dan yang paling penting semua itu adalah obat, obat untuk jasmani dan obat untuk rohani. Kesegaran yang di timbulkannya bukan main, memacu untuk bisa bekerja lebih keras lagi.

Saya sebetulnya tidak sengaja pergi ke Lubuak Paraku, hanya singgah sebentar melepas lelah, karena ingin pergi ke Ladang Padi ke Taman Hutan Raya Bung Hatta. Tapi entah mengapa, mobil saya arahkan, singgah sebentar ke Lubuak Paraku, sambil ingin mem­perkenalkan pada nak-anak, disinilah, dan inilah Lubuak Paraku. Ternyata di luar dugaan saya, anak-anak sangat menyenangi tempat itu, mereka terjun dari batu-batu besar, memanjat dan meloncat, lalu berenang. Airnya jernih, dingin dan sejuk serta menyegarkan. Diudara lepas, dialam terbuka, ditengah hijaunya hutan rimba, di tempat berkicaunya burung dan menyanyinya jangkrik. Airnya yang belum tercemar, belum kena kaporit, tidak memedihkan mata, belum kena insectiside. Di batu-batu, di pasir-pasir dalam sungai itu enak bersandar dan enak bermain, karena batunya bersih, pasirnya­pun belum ternoda. Ah lubuak Paraku, kenapa tidak dari dulu-dulu saya membawa anak-anak kemari?. Padahal tempatnya dekat, hanya 20 menit dari Padang, udara dan alamnya bersih, airnyapun bening dan jernih.

Semua tempat yang jauh-jauh sudah saya bawa anak-anak, kenapa saya lupa selama ini membawanya ke Lubuak Paraku? Betapa lezatnya makan-makan diatas batu di tengah-tengah sungai dengan kaki terjulur kedalam air. Kaki di sapu air, badan di elus dan di urut air, lalu mulut mengunyah nasi, makan bersama, bergembira dan bercanda. Murah meriah, tidak membayar, alam memberikan segalan­ya, ya sejuk ,ya segar, ya sehat. Jika Anda ingin sehat dengan biaya murah, cukuplah berendam 20 menit didalam air dingin secara teratur. Dengan berendam air dingin akan meningkatkan jumlah sel darah putih, selain itu aliran darah jadi semakin lancar, produksi testesteron (Hormon penting yang mengatur potensi seksual pria) terangsang, begitu pula tingkat kesuburan pada perempuan. Ini hanya salah satu cara supaya tubuh bisa berfungsi lebih baik.

Bagaimana sih, khasiatnya air dingin?. Pada hakekatnya tubuh kita ini terdiri dari air sebanyak 70%, artinya 70% komposisi tubuh kita ini adalah air. Makanya dia harus bersua dengan air, dia butuh air, dia senang kalau kita berendam dalam air, dan air adalah sumber kehidupan, dimana ada air disana ada kehidupan.
Pada prinsipnya manusia memiliki kemampuan tinggi untuk menye­suaikan diri terhadap perubahan suhu, lantaran tubuh mempunyai sistem pengatur suhu (Thermo regulator system) yang terletak di otak.
Bila tubuh ketemu dengan perbedaan suhu yang mencolok, informasi perubahan ini lewat sistem saraf dibawa ke suatu bagian dari otak. Contohnya, bila suhu menurun, sistem pengatur suhu tubuh merasakan dingin lewat ujung saraf yang berada di kulit.
Reaksi selanjutnya pembuluh darah menyempit, sehingga darah hangat yang melewati kulit berkurang.
Produksi sperma memerlukan suhu yang lebih rendah, dan suhu testis turun 5 derjat lebih rendah. Ternyata adaptasi terhadap air dingin mampu mengatrol meningkatkan produksi hormon testosteron, dan pada gilirannya meningkatkan produksi sperma. Sedangkan pada wanita, kondisi dingin itu akan meningkatkan aktifitas sel telur. Terapi alamiah ini akan merangsang sistem endokrin yang memproduksi tambahan hormon yang bermanfaat bagi tubuh, dan banyak lagi manfaat lain yang belum di temukan.Tubuh dilatih untuk beradaptasi terhadap suhu yang lebih rendah. Pada proses itu, sasaran yang dicapai adalah memacu matebolisme tubuh. Kulit akan menerima rasa dingin secara merata, sampai ak­hirnya tubuh akan menyesuaikan diri secara otomatis dengan suhu sekitarnya. Air yang semula terasa dingin tidak terasa dingin lagi. Aktivitas metabolisme meningkat, dan tubuh mulai melepaskan energi.
Lubuak Paraku yang selama ini saya lupakan, sebetulnya disana terhimpun, tempat pariwisata, mencari kesegaran dan kenya­manan, tempat berenang dengan air gunung yang sangat sehat, tempat menyehatkan tubuh dan tempat menyembuhkan berbagai penya­kit. Lalu mau apa lagi, memang kita sering melupakan barang-barang dan tempat-tempat berharga. Dan mencarinya jauh-jauh.
Padahal didekat kita, dekat kota Padang tercinta, di Lubuak Paraku, tempat yang menyajikan kesehatan, kesegaran fisik dan jiwa, dan tempat sejuk untuk penawar stress dari kesibukkan sehari-hari.
Melihat air yang mengalir di lubuak Paraku, lantas saya teringat akan sebuah Firman Suci_Nya dalam Al_Qur'an surat Al Waaqi'ah ayat ayat 17-18 :"Mereka di kelilingi oleh anak muda yang tetap muda. Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir".
Dan Surat Al Mulk ayat 30: "Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering maka siapakah yang akan mendatangkan air mengalir bagimu?".
Dan ketika saya mersakan curahan air Lubuak Paraku, lantas saya teringat akan surat AlWaaqiah ayat 27-33: "Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.
Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri.
Dan pohon pisang yang bersusun-susun.
Dan naungan yang terbentang luas.
Dan Air yang tercurah
Dan buah-buahan yang banyak
Yang tidak berhenti buahnya dan tidak terlarang mengambilnya.

P a d a n g 20 Mai 1993

Minggu, 10 Juni 2007

PAHLAWAN

PAHLAWAN
 
BHISMA adalah seorang pahlawan dalam ceritra Mahabharata dan tadi malam, hari Rabu 12 Oktober 1994 saya menonton  film Mahabharata di TPI, yang mengambarkan saat-saat terakhir dan kematian Pahlawan Eyang Bhisma di Kuru Setra. Semua badan dan anggotanya dipenuhi oleh panah yang tertancap. Enam orang ksatria, Sri Kresna dan lima Pandawa melepas kepergiannya. Yudhistira terisak mencoba menahan tangis, namun air matanya tidak tertahan tercurah menetes membasahi muka Eyang Bhisma. Para pandawa yang lain tertunduk gemas, hanya Sri Kresna yang tabah dan meminta Bhisma untuk berceritra tentang Darma, tentang Karma dan nasehat untuk para cucunya Pandawa. Semua tidak bisa menerima kenyataan pahit itu, dalam nada sedih dan terkejut selepas sore hari.
Kecamuk pertempuran yang bengis, sepanjang siang yang  terik   dan lembab itu. Ribuan kereta hancur dan kuda  mati.  Gajah-gajah  roboh  dan tubuh manusia tidak terhitung  yang  tercencang, remuk, binasa. Kuru Setra   jadi laut darah dengan puluhan gelombang yang bertabrakan  memuncratkan  darah. Dan Bhisma  gugur,  ketika  ia lepas dari pertarungan yang pekat di bukit timur. "Bhisma   gugur," terdengar teriak pertama, seperti  melolong.
Kabar kemudian menjalar beranting ke Kuru Setra yang luas. Pertempuran pun reda, dan orang sadar. Kurawa telah kehilangan   seorang panglima besar, seorang pahlawan. Matahari merendah ke Barat, ketika Arjuna membungkuk  di depan tubuh lawannya laki-laki yang 30 tahun yang lalu,  dengan suara besarnya  yang hangat, sering menimangnya di pangkuan  dan kini  telentang menanti mati. Bhisma. Darah mengalir  deras  dari merihnya.  Tetapi  ada sesuatu yang agung di tubuh tua   yang  kukuh itu,  pria perkasa itu seakan terduduk memandang ke depan  dengan kepala yang terangkat oleh lima anak panah yang menghunjam tembus di lehernya, ia tersenyum. "Arjuna,"   suaranya  serak oleh  darah  di  kerongkongan.
Arjuna bersimpuh, gugup, lalu mencium ujung kaki yang telanjang. Gaduh di sekitar pun redam. Langit dilewati awan.  "Arjuna, terima kasih panah itu telah menjanggaku." Lalu suaranya layu. "Arjuna cucuku. Amba telah menyongsongku. Bukan, bukan  panah prajurit  wanita itu. Di Kuru Setra ini Amba membalas. Aku  selalu tahu  pedih hatinya, setelah bertahun-tahun yang lalu ia  kuculik dari   pria  yang  dicintainya. Aku seharusnya  tidak  menyesal.  Ia kuculik  untuk adikku, agar Wicitawirya bisa menikah dan  sebagai bakal raja, segera memperoleh anak. Tetapi Amba menolak. Kukembalikan   ia pada tunangannya, tetapi pangeran itu meragukan  kesuciannya. Dan Amba mati oleh malu, oleh nestapa, oleh hina cucuku. Dan aku tidak pernah melupakan itu. Memang  kita  harus menjalankan tugas   kewajiban.  Kesatria hanya  tumbuh dalam tugas. Aku menyelesaikan  tugasku, juga  untuk perang  saudara itu, malapetaka ini. Kita bekerja  untuk  rencana besar, cucuku. Tetapi aku juga bertanya-tanya pada saat yang  sama, apa gerangan yang terjadi pada korban dan kesedihan, dan dosa di antara kita."
Arjuna merunduk. Matahari akhirnya terbenam dan Bhisma wafat di hadapan enam kesatria dan di hadapan sebelas bukit   Kuru Setra, dan  Kesatria Pandawa yang membunuh kakeknya itu tahu,  di  senja itu, ia juga merasakan kesangsian.
Dulu waktu kecil saya senang sekali membaca komik Mahabharata  dan  pahlawan yang paling saya sukai itu  adalah  Bhisma  dan Gatotkaca,   karena Bhisma rela menolak tahta  untuk  kebahagiaan ayahnya  dan  berkorban untuk kebahagiaan adiknya  dan  bersumpah untuk tidak kawin, agar jangan sampai mengusik kedudukan   adiknya dan berusaha mencarikan jodoh untuk adiknya walaupun dia  sendiri jatuh hati pada "Amba" yang  diculiknya.
Gatotkaca pun  sangat saya kagumi karena  Gatotkaca  rela terbunuh,  agar  senjata  Konta, senjata sakti  Karna,  tidak  bisa dipergunakan lagi dalam perang Brata Yudha melawan Arjuna.  Dikalangkannya  merihnya untuk melindungi agar pamannya  Arjuna  bisa memenangkan perang Brata Yudha itu. Pengorbanan dan pengorbanan, dan itulah yang tercermin dalam diri  sang pahlawan. Makanya ada yang berkata:   "Pahlawan  padamu kami mengadu,  karena kau lebih mengerti, kepada siapa kita harus mengadu?" Menakjubkan, bahwa pertanyaan yang terdengar sentimentil itu  sering   terucap sekarang ini, di saat  orang  butuh  bantuan, butuh  pertolongan,  butuh seorang pahlawan  dan  kepadanya   kita mengadu.
Tidak semua orang memang bisa jadi pahlawan, juga tidak  semua pahlawan dimaksudkan untuk jadi pahlawan terus menerus. Keberanian,   kata ini dengan cepat melontarkan gambar  hidup tentang  seorang  pahlawan: "Aku berani maka aku  ada."  Sang  hero akhirnya nampak begitu asing dan jauh. Sejarah membuktikan bahwa satu generasi suatu saat selalu menemukan jalannya sendiri untuk memperbaiki keadaan.
Saya  pernah  melihat sebuah karikatur yang terdiri  dari  4 kotak,  seperti  melihat  ceritra komik.  Gambaran  itu  bagaikan sebuah cergam, di mana pada kotak pertama, tampak pejuang   kemerdekaan  mengangkat  bedil. Pada kotak berikutnya  mereka  menang. Pada kotak ketiga, mereka memerintah. Pada kotak keempat  mereka sewenang-wenang, dan kemerdekaan yang dulu diperjuangkan, punah. Untuk   gambaran tokoh yang demikian, saya teringat  Presiden Marcos  yang  memperoleh banyak tanda jasa  dari  perang  grilya melawan   Jepang, tampil sebagai hero. Kemudian ia  jadi  penguasa yang korup. Kita tahu, semua tahu derita nasib yang ditanggungnya  di ujung kehidupannya dan betapa tragis riwayatnya   yang dulu  dipuja-puja sebagai pahlawan, kemudian dikutuk,  diusir dan dimaki dan mati menggenaskan.
Kalau kita  tilik,  kata-kata pahlawan  berasal  dari  kata pahala. Pahlawan adalah orang yang sedang berjuang dan  berkorban untuk  mencari  dan mendapatkan pahala. Jadi   kata-kata  pahlawan berasal dari kata-kata pahala dan merupakan gelar kehormatan yang diperuntukkan bagi mereka yang berjuang dan berkorban untuk mendapatkan  pahala.  Sebagaimana Dermawan  untuk  penderma,  Hartawan untuk orang kaya, Budayawan untuk para budaya.
Jadi  kata-kata  pahlawan bukan diperuntukkan  bagi   mereka yang memperjuangkan kemerdekaan saja, tetapi juga bagi mereka yang mempertahankan  kemerdekaan dan mengisinya dengan perbuatan  yang melahirkan pahala. Dia menempuh jalan mendaki, dia menempuh   jalan yang  sukar. Dikorbankan hartanya,  dikorbankannya jiwanya, dikorbankannya  waktunya,  dikorbankannya rasa   kecintaannya,  dikorbankannya segala-galanya. Untuk apa? Ya, untuk meraih pahala, untuk  mendapat gelar sang Pahlawan. Maka setiap saat kapan saja, di mana saja dan bagi  siapa saja, terbuka kesempatan untuk menjadi pahlawan,   baik dikenal ataupun tidak dikenal.
Cuma pernah ada sindirian Tuhan dalam surat Al Balad. "Jalan   mendaki, tetapi mereka tidak mau menempuh jalan  mendaki  dan lagi sukar. Tahukah engkau apakah jalan mendaki  itu? Kamu  membebaskan orang dari perbudakan, perbudakan   kebodohan, perbudakan  kesengsaraan, perbudakan kemiskinan. Dan  kamu  memberi makan orang-orang miskin di hari-hari kelaparan dan kamu  memberi makan   anak  yatim yang dekat denganmu. Jadi  yang  dapat  pahala lebih  yang  dinobatkan jadi pahlawan adalah  mereka  yang  dapat membebaskan  dan membantu orang dalam kesengsaraan, dalam   penderitaan, dalam kebodohan, membebaskan orang dari beban yang ditanggungnya."
            Untuk para pembaca, di Hari Pahlawan ini, saya  kirimkan sebuah firman suci-Nya: "Tetapi dia tiada menempuh jalan mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? Yaitu melepaskan budak dari perbudakannya. Atau memberi makan di hari kelaparan. Kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat. Atau orang miskin yang sangat fakir." (Surat Al Balad ayat 11-16).
 
 
Ibadah qurban melambangkan tingkat kepasrahan/berserah diri tertinggi hanya kepada Allah dengan segala keikhlasan jiwa dan raga, sekaligus melatih melepaskan berhala-berhala yang mungkin telah kita sembah selain Allah Yang Maha Esa, disadari atau tanpa disadari. Kita tidak mempersembahkan hewan qurban kepada Allah Yang maha Kaya itu, tetapi justru untuk membebaskan diri dari belenggu-belenggu yang telah membuat kita lupa dengan prinsip tunggal kita yaitu Allah Yang maha Esa. Menyembah sesuatu yang sangat kita cintai, seperti kedudukan, uang, harta, nama, keluarga, atau anak, membuat iman kita goyah.
Qurban, bukan berarti Allah melarang kita mencintai anak-anak atau harta kita. Bukankah semua itu fana dan akan hilang? Marilah kita berpikir sejenak. Apabila terlalu mencintai hal itu secara berlebihan, bahkan melebihi cinta kepada Allah Yang Maha Esa, maka ketika semua itu hilang, anda akan kehilangan pegangan. Allah Maha Tahu. 'Idul Qurban justru merupakan perwujudan sifat Allah Yang Maha Melindungi Batin.
 

Ketahuilah bahwa kekayaanmu dan anak-anakmu hanyalah ujian (bagimu) Dan bahwa Allah, pada-Nyalah pahala yang besar

 
Qurban adalah suatu pelatihan untuk mengembalikan diri kita kepada fitrah diri, yaitu Star Principle. Monotheisme, hanya menyembah dan berprinsip kepada Allah Yang Maha Tunggal, tidak ada yang lain. Laa Ilaaha Illallah.
... "Sungguh, kita adalah milik allah, dan kepada-Nya kita kembali"
 
            jelaslah bahwa tujuan hidup manusia di dunia, pada hakekatnya adalah untuk mencari/ mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya bagi kehidupan akhirat.Tingkat manusia di akhirat nanti, akan ditentukan oleh sedikit banyaknya bekal yang dibawa dari dunia. Semakin banyak bekalnya, maka akan semakin tinggi pula tingkat kemuliaannya. Apakah yang dimaksud dengan bekal itu? Jika untuk mencapai kedudukan tinggi di masyarakat kita harus berbekal pendidikan yang cukup, maka untuk mencapai kedudukan tinggi di akhirat nanti, yang kita perlukan adalah pahala.
 
 
Pahala adalah hadiah yang diberikan Allah kepada manusia apabila ia lulus dari ujian yang dihadapinya. Ujian-ujian ini pada dasarnya terletak pada dua jalur, yaitu jalur hablum- minallah dan hablum-minannas. Pada kedua jalur ini, Allah dan rasul-Nya telah menentukan "aturan main" bagaimana manusia harus bersikap. Misalnya saja dalam jalur hablum-minnallah manusia diwajibkan shalat; dan dalam jalur hablum-minannas manusia diwajibkan berbuat baik terhadap sesamanya. Semua "aturan mian" ini tertuang lengkap dalam Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah saw. Lihat lampiran 1 (halaman 461)
 
 
Barang siapa yang dapat tetap patuh melaksanakan " aturan main" ini, dengan niat semata-mata karena Allah, maka ia disebut orang yang bertaqwa. Dan dia akan memperoleh pahala yang kelak akan dirasakan kenikmatannya di akhirat nanti. Jadi dengan perkataan lain, ladang tempat mencari pahala itu terletak pada jalur hablum-minallah dan hablum-minannas,karena pada dua jalur inilah Allah menguji ketaatan manusia mematuhi aturan-aturan yang ditentukan-Nya dalam Al-Qur'an dan Hadits.
 
 
"Siapa yang mengajak ke jalan kebenaran maka ia beroleh pahala sebanyak pahala yang diterima oleh orang- orang yang mengikutinya, tidak kurang sedikit jua pun. Dan siapa yang mengajak ke jalan kesesatan, maka ia beroleh dosa sama banyak dengan orang- orang yang mengikutinya, tidak kurang sedikit jua pun." HR Muslim
 
 
Dengan demikian dapatlah dikatakan, kehidupan di alam dunia ini adalah arena untuk mengumpulkan pahala bagi kehidupan akhirat. Semakin banyak pahala yang berhasil kita raih, maka semakin tinggi pula tingkat kita kelak.
 
 
Mereka diberi pahala dua kali karena kesabarannya. Mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan mereka nafkahkan sebagian dari apa yang Kami berikan kepadaya.
Q.S. 28 Surat Al Qashash (Kisah-kisah) Ayat 54
 
 
Tidak, barangsiapa menyerahkan seluruh dirinya kepada Allah, dan ia berbuat kebaikan, baginya pahala pada Tuhannya. Tiada mereka perlu dikuatirkan, dan tiada mereka berdukacita.
Q.S. 2 Surat al Baqarah (Sapi Betina) Ayat 112
 
Menurut hadits Rasulullah, ada tiga hal yang membuat pahala terus mengalir meskipun kita sudah meninggal dunia. Yaitu : amal jariyah, anak-anak yang shaleh dan ilmu yang bermafnaat. Secara prinsip ini mengandung makan yang luas, yaitu pentingnya :pendelegasian". Amal jariyah dalam arti yang luas adalah sarana dan prasarana dalam bekerja. Anak yang shaleh adalah sumber daya manusia yang berkualitas (SDM), dan ilmu yang bermanfaat adalah iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).
 

Ketahuilah bahwa kekayaanmu dan anak-anakmu hanyalah ujian (bagimu) Dan bahwa Allah, pada-Nyalah pahala yang besar

Jumat, 08 Juni 2007

kepribadian Minang 4

Nah, jadi timbul pertanyaan, pabilo urang Minang kenal jo Nabi Adam? Dimaa nyo tau kalau disarugo adoh bidadari? Dari maa datangnyo kata Alif sabagai huruf awal dari abjad Arab?. Sudah pasti informasi samacam iko mereka tarimo dari pelajaran agamo Islam. Artinyo tambo itu disusun urang sasudah Islam masuak ka Minangkabau, baru kiro-kiro 400 tahun nan lalu. Sabalun itu? Antah.
A, mereka lanjutkan. Nampaknyo tambo ingin mangatokan bahwa urang Minangkabau adolah bangsa super, bangsa terpandang di dunia. Sebab di zaman dulu dunia pernah diperintah oleh duo kekuatan Adikuasa, yaitu Roma di Barat dan Tiongkok di Timut. Dan kekuatan katigo adolah Minangkabau, di Pulau Paco. Duduak samo randah, tagak samo tinggi, satingkek, sadarajat jo negara-negara raksasa di dunia. hebat, hebat bukan?
Nah, bukti lain. Manuruik satu fersi silsilah tambo nan pernah kami baco, adopun DT. Maharajo Dirajo baranak sapasang bak anak balam. Nan laki-laki banamo DT. Suri Dirajo, nan padusi banamo Puti Indah Julito. Indah Julito kawin jo Rajo Mauliwarman Dewa, dapeklah anak bagala DT. Katumangguangan. Kemudian putri rajo ko dikawinkan pulo jo Cati Bilang pandai, laialah anak baranam, nan tuo bagala DT. Parpatiah Nan Sabatang. Jadi DT. Katumangguangan jo DT. Parpatiah Nan Sabatang adolah cucu langsuang dari Maha Rajo dirajo, sadangkan baliau ko putra Iskandar Zulkarnain Cucu Ziis as. Nah, karano Ziis as. putra Adam nan katigo puluah sambilan, mako kaduo rajo Minangkabau ko nan dikatokan rajo baduo badunsanak saibu balain ayah, adolah generasi kalimo sasudah Nabi Adam, manusia pertama di dunia. Sadangkan sajarah mencatat bahwa DT. Katumangguangan dan DT. Parpatiah Nan Sabatang sadang mamarentah wakatu Aditiawarman mamimpin Kerajaan Minangkabau, tajadinyo pado tahun 1334 M. Lihek Sejarah Nasional, karangan Mr. Muhammad yamin.
Oleh sebab itu nyatolah bahwa urang nan manyusun tambo adolah manusia-manusia bodoh nan tak tahu mamparetongkan wakatu. Urang nan mampicayoi tambo labiah pandia lai karano diota dek urang bodoh nan sio-sio. Tapi tunggu dulu, maambek kamanakan manahan malu, itu baru analisa. Untuak mayakini suatu pandapek kito musti mambandiang, mauji sampai di mano kebenarannyo. "Kok putiah tahan sasah, kok hitam tahan tapo". Kito ado hak mambuek analisa-analisa, buliah ndak sapandapek asakan argumentasinyo ditunjang oleh data nan bisa dipertanggungjawabkan sacaro ilmiah.
Memang, memang kalau diliek kapado tokoh-tokoh nan disabuik dalam tambo, dihubuangkan pulo jo kurun wakatu kajadian. Nampak sakali ketidak wajaran, bahkan kacau balau. Baa kalai disingguangi pulo parahu nan tadampa di puncak Gunuang Marapi. Gunuang nan tingginyo hampia 4.000 meter diateh permukaan lauik, bohong besar itu, tak mungkin. Batua, mereka tu batua. Ambo katokan batua, karano urang mambaco nan tasurek dalam tambo tapi ndak arih jo nan tasirek. ha..., nan kene rusak e kamanakan. Walaupun kito alun dapek manunjuakkan kapastiannyo, namun mambohongkan saluruh isi tambo atau 98% curito khayal, alun dapek kito tarimo. Sabab siapopun tau, bahwa tambo adolah hasil karya sastra tertuo di Minangkabau. Ini marupokan kisah nan diwarihkan dari generasi ka generasi melalui penuturan lisan sesuai dengan perkembangan. Mako gaya bahasa dan penyampaian dan versi curitonyo mengalami perubahan-perubahan tapi bobotnyo tatap sasudah urang Minang mengenal tulisan Arab Melayu, barulah dibukukan. Mako seharusnyolah kalau nak mandanga atau mambaco tambo mesti tau jo bahaso tambo, mampalajari Qur'an musti tau bahaso Arab, paham jo nan usarak, menguasai ilmu bayan maantik dan ma'ani. Baitu juo mampalajari tambo, harus paham jo bahaso Minang Kuno, bisa mauraikan rumus-rumus dan kode-kode terselubung nan penuh teka-teki. Tanpa itu omong kosong sama sekali. Perbendaharaan kato nan dipakai dalam tambo adolah kato-kato klasik, sifatnyo semu, kabua atau dikatokan juo kato klise, kato bayang, kato banisak, kalimatnyo kalimat bersayat dengan seribu makna.

Rabu, 06 Juni 2007

P a d i

P A D I

Oleh : Dr.H.K.Suheimi


Bak ilmu padi kian berisi kian runduk, selalu merendah diri tidak sombong. Merunduk pelambang tidak angkuh dan tidak sombong. Merunduk agar orang mudah memetiknya dan tidak terluka oleh daunnya. Kalau sudah berisi dan sudah masak ia ingin di petik dan ingin di tuai. Lalu dia merunduk dan merendah agar orang mudah memanennya agar orang mudah memetik hasilnya. Merunduk berarti padi rela untuk di petik. Padi rela untuk di sabit. Semakin berilmu seseorang semakin merunduk dia semakin ingin ia agar ilmunya itu di petik dan di sebar luaskan. Ilmu akan bertambah kalau dia di berikan. Dan untuk memudahkan orang lain memetik dan menimbanya dia merunduk, menandakan dia suka di petik dan dia suka di timba.

Ketika saya belajar ilmu konseling. Satu hal yang diajarkan dan sangat berkesan ialah. Kalau kita berbicara dengan konseli atau dengan orang lain rundukkanlah sedikit badan kearah orang tersebut. Dengan merundukkan badan kearah orang lain melambangkan kita suka akan kedatangannya dan kita bersedia untuk menolongnya "What can I do for you" Adakah sesuatu yang bisa ku perbuat untuk mu, aku ingin membantumu. Merundukkan badan sedikit perlambang kita ada respek dan kita ada perhatian pada orang lain. Dengan adanya perhatian itu, maka orang yang datang merasa di perhatikan dan di pedulikan, dan orang lain itu merasa dekat dan akrab dengan kita. Maka curahan perasaan dan emosi serta curahan perkataan akan mengalir dengan lancar. Keakraban akan terjalin, terasa kesediaan kita untuk diminta dan kesediaan kita untuk di timba.

Merunduk berarti kita mendekat, mendekat berarti dekat di mata dan dekat di hati. Mata adalah pelita hati, dari mata turun kehati. Maka "kontak mata harus selalu di pertahankan", kata guru saya ketika memberikan pelajaran konseling. Dari mana datangnya lintah, dari sawah turun kekali. Dari mana datangnya cinta, dari mata jatuh ke hati. Merunduk dan bertatapan mata akan melahirkan rasa cinta dan menimbulkan rasa ingin menolong. Orang yang lebih, orang yang tinggi dia akan merunduk untuk dapat meringankan beban dan derita orang lain. Bak ilmu padi kian berisi kian runduk.

"Sekali-kali jangan kau tarik atau kau busungkan dadamu ketika berhadapan dengan orang lain. Jangan tinggikan kepalamu dan suaramu" Kata guru saya. Karena dengan menarik badan, berarti kita menjauh, dengan membusungkan dada terkesan menyombong. Maka kalau kita menjauh berarti tak mau di dekati, orang lainpun akan menjauh dan akhirnya kita tak bisa dekat dengan orang lain, komunikasipun akan tersendat-sendat. Menarik badan berarti kita menjauh dan menciptaan jurang pemisah dengan orang lain, nanti kitapun kan terpisah dan tersisih dari pergaulan hidup.

Tak jarang kita lihat, apabila seseorang mulai berpangkat, maka semakin tingi pangkatnya, semakin berubah gayanya, semakin banyak tanda-tanda kebesarannya, semakin busung dadanya, semakin besar hidungnya dan semakin congak kepalanya. Berat baginya merunduk dan berat baginya mendekat, serta sulit di dekati. Harus orang lain yang tunduk padanya, harus orang lain yang hormat dan harus orang lain yang menyapanya "Tabik tuan..". Yang berkepentingan kan bukan aku, yang berkepentingan kan dia.

"Harum baumu si bunga tanjung", kata sebuah lagu. "Harum semerbak diwaktu pagi. Tinggi pangkatmu bagai dianjung. Ingatlah ingat jatuh ke bumi"
Memang semakin tinggi kita dianjung, semakin sakit jatuh ke bumi. Saat-saat jatuh tidak kan lama, sebagaimana jabatan yang dipegangpun tak akan lama. Kalau ketika diatas tak terbiasa merunduk, maka betapa sulit nanti kalau sudah jadi orang biasa juga payah merunduk. Betapa pedihnya, kalau kita tiba orang berjalan.
Kita datang orangpun pergi dan melengah.
Pangkat adalah amanah, jabatan adalah kepercayaan yang dilimpahkan. Semakin tinggi pangkat seseorang dan semakin besar jabatan yang di pikul, semakin besar tanggung jawab seseorang dan semakin dekat dia pada Tuhan. Orang yang bersyukur adalah orang yang menjalankan amanah. Di pundaknya terpikul beban dan pekerjaan yang berat untuk menolong dan meringan beban serta penderitaan, orang-orang kecil bawahannya. Semakin berat beban yang dipikul seharusnyalah semakin runduk si pemikul. Jangan sampai yang diatas memijak dan memeras yang di bawah. "Hati-hati yang diatas" kata sebuah pepatah. "Yang dibawah koknyo menghimpit". Ya, adat kita mengatakan yang akan menghimpit kita itu bukan orang diatas.
Jatuh dan terhimpitnya seseorang di sebabkan oleh hal-hal kecil atau oleh orang-orang yang di bawahnya. Yang diatas biasanya adalah payung. Payung berfungsi memayungi dan melindungi yang bernaung di bawahnya. Biar dia kena hujan atau terbakar oleh teriknya matahari, asal orang dibawahnya terlindung.
Untuk itu saya teringat akan sebuah Firman Suci_Nya dalam al-Qur'an surat Al-Mu'minun ayat 88: "Katakanlah olehmu "Siapakah yang menguasai segala sesuatu dengan penuh kekuasan_Nya? Yang melindungi dan tidak ada yang dilindungi (dari azab_Nya) jika kamu tahu".


P a d a n g penghujung Agustus 1995