Jumat, 15 Juni 2007

Pemimpin

PEMIMPIN

Oleh : Dr. H.K Suheimi
Di saat kita sedang mengalami krisis kepemimpinan, saya terlibat pembicaraan dengan akrab dengan dr. Usman Said. Berbicara dengan dr. Usman Said sangat mengasyikkan. Kali ini beliau bercerita tentang Khalifah Harun Al Rasyid.
Khalifah Harun Al Rasyid, seorang pimpinan yang patut diteladani. Di samping beliau sebagai khalifah dan dalam kekuasaannya dia selalu bertanya pada cerdik pandai, ulama dan ustadz. Tersebutlah seorang ustadz Al Baqi dari India yang terkenal alim. Kebetulan Al Baqi ingin menunaikan ibadah Haji. Di zaman itu jika ingin ke Mekah harus melalui Bagdad.
Maka Khalifah Harun Al Rasyid memerintahkan pengawalnya agar menunggu Al Baqi di pintu gerbang Bagdad.
Ketika Al Baqi diundang ke istana terjadilah dialog yang sangat berkesan dan mendalam. Khalifah Harun Al Rasyid : "Ya Ustadz, tolong tunjukkan saya bagaimana seharusnya jadi seorang pemimpin?".
Al Baqi : " Siapkanlah dirimu dengan memenuhi sakumu dengan emas, tangan kirimu ada cambuk dan di tangan kananmu ada pedang. Jika engkau ingin jadi pemimpin".
Khalifah Harun Al Rasyid :"Apa maksudmu?"
Al Baqi : "Emas yang disakumu itu dapat kau gunakan untuk menolong rakyatmu bila mereka di timpa kesusahan dan mengalami kesulitan. Cambuk di tangan kirimu dapat digunakan untuk mencambuk orang yang melakukan perbuatan maksiat. Sedangkan pedang di tangan kananmu dapat kau tebaskan bila orang berbuat maksiat itu tak jeranya melakukan perbuatan maksiat".
Khalifah Harun Al Rasyid :"Mungkin ada nasehat yang lain?"
Al Baqi :"Sebagai pemimpin hendaklah kamu bagaikan telaga. Dari telaga itu mengalir anak-anak sungai, jika telaga itu kotor tentu anak sungainya akan kotor, dan sawah yang dialirinya jadi kotor dan kotor pulalah apa-apa yang akan dimakan rakyat".
Dengan kata lain, jika kotor masyarakat tentu pemimpinnya yang lebih kotor. Dan jika masyarakat masuk neraka maka pemimpinnyalah yang lebih dulu terjun ke neraka.
Tapi jika air telaga itu bersih tentu akan bersihlah air yang mengalir di sungai, dan bersih air yang ke sawah, sehingga rakyatnya akan bersih. Jika rakyat ini masuk surga, maka pimpinannyalah yang lebih dulu masuk surga.
Khalifah Harun Al Rasyid :"Baik ya Ustadz, mungkin masih ada lagi?"
Ada jawab sang ustadz :"Jika kamu berada di tengah padang pasir yang luas, dan kamu kehabisan bekal, tak ada air yang akan diminum, tak sebutir pun makanan yang akan dimakan, sehingga kau hampir mati, lalu ada orang yang menawarkan segelas air, tapi dia meminta imbalan. Harga segelas air itu sama dengan setengah kerajaanmu, bagaimana pendapatmu?"
Khalifah Harun Al Rasyid :"Akan ku tebus segelas air itu dengan separuh kerajaanku".
Al Baqi :"Bagus engkau berada di dalam jawaban yang benar".
"Tapi sesudah minum, tiba-tiba engkau jatuh sakit yang sangat hebat sampai mendekati sakratul maut. Dan pada saat itu ada tabib yang membawa obat yang dapat menyembuhkan sakitmu itu, tapi dia minta imbalan separuh kerajaanmu yang tinggal, bagaimana pendapatmu?".
Khalifah Harun Al Rasyid :"Akan saya tebus obat itu dengan seluruh kerajaanku".
Al Baqi :"Bagus kau menjawab yang tepat. Kalau begitu kerajaanmu nilainya tak lebih dari segelas air dan segelas obat".
"Lalu kenapa kau mati-matian mempertahankan kerajaan dan mati-matian berebut kerajaan?"
Kalau dipikir-pikir, memang nilai sebuah kerajaan itu tak lebih dari segelas air, jika kita sedang dan sangat kehausan
UNTUK ITU INGIN SAYA PETIKKAN FIRMAN SUCINYA DALAM AL-QURAN
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. 32:24).
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya). (QS. 7:3)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu,jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa yang di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. 9:23)

Tidak ada komentar: