Senin, 07 Mei 2007

M A N U S I A M A L A M

M A N U S I A M A L A M
Dalam dunia hewan, ada banyak kita kenal hewan-hewan nocturnal (hewanmalam). Ciri mereka adalah, "takut" kepada cahaya, tidak suka pada tempat benderang. Bila dibawa ke tempat terang, atau kepada suasana yang di dalamnya begelimang cahaya, seolah-olah mereka tengah dibawa ke arah kematian. Nafasnya sesak, matanya melotot, meronta ingin segera kembali ke tempat kesukaan mereka: kegelapan.
Ternyata, dari ayat di atas, yang seperti hewan nocturnal itu juga ada pada golongan manusia, yaitu para kafirin. Mereka ini takut dan tidak senang kepada kebenaran. Tidak suka kepada cahaya yang terang. Mereka mengambil thaghut sebagai pelindung-pelindung (auliya) mereka, karena mereka yakin bahwa thoghut-lah satu-satunya yang dapat membawa-nya dari cahaya benderang kepada Kegelapan.
Karakter yang ada pada "manusia malam" ini tidaklah sesuatu yang dibawa semenjak lahir, berbeda dengan hewan malam yang memang semenjak lahir sudah tidak suka dengan cahaya terang. Mereka, para manusia pencinta kegelapan ini, dilahirkan seperti manusia biasa, fitrah, suci. Namun karena Pendidikannya, dan juga karena dia sendiri yang suka mengelompokkan dirinya dalam "kafiriin group", maka jadilah ia "manusia kegelapan".
Bertebaran ayat-ayat Al-Quraan yang menjelaskan karakteristik manusia jenis ini. Dua di antaranya, insyaAllah kita akan tela'ah dalam artikel ini. Pertama, mereka selalu menutup dirinya ketika dibacakan ayat-ayat Allah yang berupa penerang (al-bayan) dan petunjuk hidup (al-huda). Tidak puas hanya dengan menutup diri saja, mereka juga berani mengolok-olokkan ayat-ayat itu. "Dan sekali-sekali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, me-lainkan mereka selalu berpaling. Sungguh mereka telah mendustakan (Al-Quraan), maka kelak akan datang kepada mereka kebenaran berita-berita yang selalu mereka olok-olokkan." (26:5-6)
Kedua, mereka berupaya supaya orang lain juga berkarakter sama de-ngan mereka. Mungkin orang-orang ini dulunya juga seperti mereka, tetapi kemudian berubah mencintai kebenaran, atau juga mereka adalah orang-orang yang masih ada dalam pengaruh kekuasan si "manusia malam"ini. Segala upaya dia lakukan supaya orang-orang menjauh dari Al-Quraan. "Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quraan yang mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan tidak mereka sadari mereka hanyalah membinasakan diri sendiri." (6:26)
Demikianlah sifat si "manusia malam", yang menyeru kepada kegelapan bila diajak kepada jalan yang terang, yang menyerukan peperangan bila dibisikkan perdamaian, yang mengajak pada perpecahan bila diserukan persatuan. Maka jelas, yang seperti ini tidak akan dapat seia-sejalan dengan mu'min, kecuali kalau ada maksud-maksud tertentu, seperti rubah berbulu domba. Namun, mu'min yang waspada akan segera mencium "bau-nya", seraya menyelamatkan diri, karena telah jelaslah bahwa yang bathil tidak akan dapat bersama-sama dengan al-haq.
Allah telah menurunkan petunjuknya kepada orang-orang yang beriman kepadaNya, agar terhindar dari tipu daya para kafiriin. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari padanya. "Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqon (Al-Quraan) kepada hambaNya, agar menjadi peringatan kepada seluruh alam." (25:1)
Padang akhir desember 2004

Tidak ada komentar: