Kamis, 31 Mei 2007

NYAWA BEGITU MURAH

NYAWA BEGITU MURAH
Oleh dr.H.K.Suheimi
Hampir setiap hari, dada-dada berdebar menyaksikan tayangan TV memuatkan berbagai laporan dan berita yang mengganggu dan mempengaruhi fikiran serta emosi kita.
Hampir setiap hari ada saja berita kematian, pembunuhan, penyiksaan dan macam-macam lagi yang terjadi di merata tempat baik di Asia, Eropah, Amerika maupun Timur Tengah.
Lalu bagaimana pandangan Islam terhadap semua peristiwa itu?. Untuk itu agaknya ada baiknya kita simak fatwa Majelis Ugama Islam Singapura
Apa yang dipaparkannya sangat menarik, mari kita simak bersama.
Semua ini menggambarkan bahwa nyawa manusia begitu murah sekali. Pembunuhan dan kekejaman berleluasa. Di sesetengah tempat, nyawa orang-orang awam termasuk kanak-kanak, kaum ibu yang mengandung dan orang-orang tua terancam setiap saat. Mereka hidup dalam ketakutan. Firman Allah dalam surah Ar-Rum ayat 41:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. 30:41)
Kita merasa sedih, hampa, marah, benci dan jijik. Kita juga merasa takut dan bingung. Kita bertanya: Kenapakah ini semua terjadi? Apa kah yang salah siapakah yang salah? Di manakah keadilan, keihsanan dan keinsafan? Mengapakah manusia semakin kejam? Tidakkah mereka takut dengan balasan Allah? . Firman Allah dalan surah Al-Maidah ayat 33:
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya danmembuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar, (QS. 5:33)
Apa yang terjadi di sekeliling kita bukan terjadi begitu saja. Ada hikmah, ada iktibar, ada pengajarannya.
Para analisis, pakar sejarah, akademik, psikologi maupun golongan agama melihat semua ini terjadi kerana faktor manusia. Kerana manusialah yang membuat keputusan. Dan selagi manusia bernama manusia, mempunyai akal, ego, harga diri, maruah dan perasaan, maka tindak tanduk dan keputusan yang boleh menjejas dan mewarnai dunia kita hari ini.
Mereka yang berkuasa melakukan sesuatu sesuka hati mereka. misalnya, jika sesebuah negara mempunyai pemimpin yang angkuh, bongkak, bengis, tamak dan mementingkan kuasanya semata-mata.
Nabi Muhammad saw begitu berhati-hati membentuk dan memupuk jiwa para sahabat yang bakal mewarisi legasi (legacy) kepimpinan beliau. Junjungan kita amat menekankan nilai-nilai, akhlak, adab dan intelektual setiap pemimpin di bawah pimpinannya. Sabda Baginda s.a.w:
Artinya: "Setiap pembesar yang mengendalikan urusan sepuluh orang keatas, melainkan dibawa pada hari Kiamat, sedang kedua belah tangannya terbelenggu ketengkuk. Akan dibebaskan oleh keadilannya dicelakan oleh kezalimannya".
" Hasilnya ialah barisan pemimpin yang kental jiwa dan pribadi, mantap, adil dan bersifat penuh insan dan ihsan. Sampai hari ini mereka meninggalkan legasi yang sukar dicari ganti. Kita rindu akan pemimpin budiman seperti Saidina Abu Bakar As Sidek, pemimpin berani dan panglima besar Saidina Umar Ibn Khatab, pemimpin inteletual Saidina Osman bin Affan, pemimpin penegak keadilan Saidina Ali bin Abi Talib, panglima gagah Khalid Ibu Walid, pejuang yang tidak tahu erti kalah Bilal ibnu....dan ramai lagi yang terakam dalam sejarah keemasan Islam lebih 1,400 tahun lalu.
Bayangkan jika watak-watak pemimpin ini berada pada hari ini. Mungkin wajah Islam turut berubah.
Marilah kita sama-sama berusaha mengembalikan kegemilangan Islam dan kepimpinannya. Masa untuk mengeluh, sedih dan membiarkan sesuatu itu terjadi tanpa kita membuat sesuatu untuk membaikinya, sudah berlalu.
Setiap berpotensi untuk menjadi Abu Bakar, Umar, Osman dan Ali serta menjadi contoh kepada masyarakat lain. Adalah tanggungjawab kita untuk menunjukkan wajah Islam yang dinamik dan progresif tetapi tetap bersandarkan prinsip dan akidah Islam yang unversal.
Marilah kita membentuk satu generasi Islam yang menjadi peyumbang utama, penentu dan pemilik saham yang besar ke atas kemakmuran, kemajuan, keadilan dan kemantapan manusia sejagat.
Impian dan misi ini bukan satu angan-angan kosong. Ia bisa dicapai jika kita mempunyai tekad untuk membaiki diri, keluarga dan masyarakat kita. Kita perlu terus memiliki dan menguasai segala ilmu yang bisa membantu mecapai visi itu. Kita perlu menupukan perhatian dan fokus kita kepada misa itu dan Insya-Allah dalam masa dua atau tiga generasi akan datang, impian tersebut akan tercapai.
Marilah kita langkahkan kaki itu hari ini. Bak kata pepatah Melayu: Sehari selembar benang, lama-lama menjadi kain. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Bukit sama didaki, lautan sama diselami. Saciok bak ayam, sadanciang bak basi. Kabukik samo mandaki ka lurah samo manurun Kamak di awak katuju dek urang.

Tidak ada komentar: