Kamis, 10 Mei 2007

Re: Mendidik Anak & Berkomunikasi dengan anak

Yang disajikan Oleh Nuraini B sangat berkesan dan menyentuh
Saya usulkan tulisan seperti ini agar di muat dalam buku saku utk jadi bahan renungan dan jadi pegangan dalam mendidik anak
Mudahan2an Hanifah dan kita2 dapat memahaminya
salam teriring do'a
K Suheimi

Nuraini B Prapdanu <prm [at] mercureconvention [dot] com> wrote:

Kutipan dari Milist sebelah semoga bermanfaat .....

Oleh-oleh dari:
Seminar Interaktif, Parenting Skill

"Kiat Jitu Berkomunikasi dengan anak"

Akumulasi dari ketidaksengajaan yang para orang tua lakukan terhadap anak-anak ternyata melahirkan suatu kondisi dimana terjadi kekerasan kata dan kekerasan mental di dalam rumah kita sendiri yang pada akhirnya melahirkan anak-anak yang tidak percaya diri, stress, kemampuan berfikir menjadi rendah, tidak terbiasa mengambil keputusan sendiri dan terus menerus merasa iri.

Sebenarnya apa sih KETIDAKSENGAJAAN yang dilakukan para orang tua secara terus menerus itu? Ada 10 hal TIDAK SENGAJA yang menjadikan kekeliruan dalam berkomunikasi yaitu:

TIDAK SENGAJA bicara Tergesa gesa,
Kesalahan yang seringkali tidak kita sadari bahwa kita para orang tua - khususnya ibu bekerja- mempunyai keterbatasan waktu dan selalu merasa 'rush' di pagi hari sehingga berbicara dengan anak maupun anggota keluarga yang lain dengan cepat dan tergesa-gesa sehingga pesan ataupun perintah yang kita ucapkan menjadi mudah dilupakan, tidak nyambung atau bahkan mereka tidak menangkap apa yang kita bicarakan.

Tidak kenal dengan diri kita sendiri sehingga TIDAK SENGAJA kita juga tidak mengenal diri anak kita, Kalau kita mau merenungkan sejenak dan bertanya kepada diri sendiri apa sih kelebihan dan kekurangan kita? Besar kemungkinan kita tidak dapat menjawab secara otomatis dan cepat karena kita bingung sebenarnya siapa sih diri kita?. Hal inilah yang sebenarnya menjadi landasan pernyataan berikutnya, "bagaimana kita mengenal anak kita jika kita pun tidak mengenal diri sendiri". Akan tetapi kita seringkali merasa seolah paling mengenal anak kita padahal kita masih tergagap dengan pertanyaan "Who am I ?"

Sebuah penelitan mengatakan bahwa anak-anak dengan orang tua bekerja full time hanya mendapatkan waktu efektif 19 menit setiap hari dan 2 hari di akhir pekannya ("Weekend parent"). Sedangkan anak-anak membutuhkan jauh lebih banyak daripada itu untuk berbagi, bercerita, berkeluh kesah atau sekedar bertatap muka dan belaian. Jadi jika kita tidak mengenal diri kita sendiri maka kemungkinan besar kita juga tidak mengenal Allah Swt, karena
anak adalah ciptaan Allah Swt.

TIDAK SENGAJA membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lainnya, padahal setiap individu itu adalah UNIK, Kita paling tidak suka jika dibandingkan dengan orang lain, demikian juga anak kita. Kadangkala kita mampu mengingat dengan cepat kelemahan dan kesalahan yang seringkali dilakukan oleh seorang anak, tetapi agak sukar untuk menemukan kelebihan dia,padahal anak adalah titipan dari Allah SWT yang otomatis hadir dengan segala kesempurnaan dan kebaikanNya. ( Q.S. Al-Imran :6 ).

Keadaan anak adalah akibat dari seluruh asuhan dan didikan kita orangtuanya, karena ucapan dan tindakan kitalah yang akan dia lakukan dan katakan kelak. Oleh karena itu janganlah sekali-kali kita berkata-kata yang buruk.

Para orang tua tidak memahami perbedaan antara Kebutuhan dan Kemauan sehingga TIDAK SENGAJA mencampuradukkan keduanya, Kebutuhan (Need) anak dengan Kemauan (Want) anak merupakan dua hal yang berbeda, bagi seorang anak yang dilengkapi kebutuhannya oleh orang tua sering kali tidak sejalan dengan kemauannya, orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder sering tidak menanyakan apa kemauan si anak. Sampai dengan umur 7 tahun kemauan anak adalah main, main dan main. Ketidakpahaman ini melahirkan kesalahpahaman antara orang tua dan anak sehingga kemauan anak sering terabaikan.

Pada saat kita berbicara dengan anak sering TIDAK SENGAJA kita tidak memperhatikan bahasa Tubuh anak, Sehingga yang terjadi adalah orang tua tidak tanggap terhadap keinginan dan respon yang anak berikan terhadap kita, apakah dia senang atau malah tertekan dengan ucapan,perintah atau bahkan perhatian yang kita berikan.
Hal ini jika dilakukan terus menerus akan menjadikan jiwa anak tertekan dan tidak nyaman dengan orang tuanya sendiri.

Perhatian yang diberikan orang tua juga sering TIDAK SENGAJA tidak mendengarkan perasaan anak, Hal ini terjadi disebabkan kita para orang tua sering sibuk memikirkan apakah perhatian (atau untuk menutupi rasa bersalah karena sering keluar rumah, kita memberikan perhatian lewat hadiah-hadiah atau barang-barang yang sama sekali tidak mereka inginkan) yang kita berikan sudah cukup menurut perasaan kita atau menurut perasaan si anak. Sehingga si anak merasa kita tidak pernah mengerti apa yang dia inginkan dan bisa melahirkan sifat frustasi.

TIDAK SENGAJA kita sering menggunakan 12 Gaya Komunikasi Populer & MKM :
Memerintah
Menyalahkan
Meremehkan
Membandingkan
Mencap/Label
Mengancam
Menasehati
Membohongi
Menghibur
Mengeritik
Menyindir
Menganalisa.

Semoga bermanfaat buat kita semua para orang tua.

Wassalam

Nuraini

Tidak ada komentar: