Selasa, 15 Mei 2007

NASRUL

NASRUL

Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Namanya Nasrul, dia selau menolong dan meringankan beban orang lain, setiap kali saya bersua dengannya, selalu saya lihat dia sedang menolong seseorang, menolong dan membimbing orang-orang yang sedang di latihnya. Tiga kali dalam seminggu saya berkumpul bersamanya, ada-ada saja yang dikerjakannya menolong dan meringankan beban saya. Orangnya agak kecil dan kehitaman, tapi hatinya baik, jujur dan tulus dalam menolong, memcurahkan ilmu dan membimbing setiap orang yang dilatihnya. Setiap selasa, kamis dan sabtu, pagi-pagi sekali dia sudah berada diruangan itu, dia yang membuka pintu, dia pula yang membersihkan ruangan dan dia pula kembali yang menutup pintu. Dengan penuh kesabaran, dibimbingnya dan dilatihnya kami, bagaimana cara pemanasan dan cara mengangkat beban serta apa tujuan otot di beri beban dan mengapa latihan mengangkat beban di perlukan oleh otot-otot dan anggota gerak. Walaupun banyak gerakkan kami yang salah, namun dia tak pernah menyalahkan, dia hanya membimbing ke arah yang baik saja tanpa menyalahkan. Dengan sistem dan caranya melatih itu, saya jadi dekat dengannya dan selalu saya kerjakan apa-apa yang dianjurkannya. Dan dia tahu persis apa yang baik kita kerjakan dan berapa beban serta kenaikkan beban yang harus kita pikul.
Kami sekeluarga termasuk pendatang baru dalam Fitness dan kebugaran Jasmani di GOR IKIP, dan di kelompokkan dalam rombongan orang-orang yang sudah lama berlatih dan ahli dibidangnya, seperti Mulyati yang dapat juara pertama dalam aerobic seluruh Indone­sia, dalam kelompok usia 45 tahun keatas, juga di samakan latihan saya dengan Teti Thamrin pelatih senam Aneline. Dibandingkan dengan kedua orang itu saya selalu kalah, kalah lincah, kalah gesit, kalah stamina, saya sudah ngos-ngosan, tapi mereka tampak masih bugar. Saya sadari saya kalah bersaing dan kelas saya jauh berada di bawah mereka. Tapi Nasrul tak pernah mengatakan bahwa saya banyak punya kekurangan, Nasrul tak pernah memojokkan, seba­liknya dia selalu memberikan sugesti dan sugesti, sehingga seman­gat saya tak pernah padam. Saya menganggapnya bukan hanya sebagai pelatih dalam fitness, tapi juga sebagai guru. Banyak ilmu yang dapat saya timba dari dirinya yang akan saya contoh dan tauladani. Saya berlari diapun ikut berlari. Satu kali saya salah arah, saya berlari berputar sesuai dengan arah jarum jam, lalu Nasrul mencontohkan sebaiknya berlari itu berputar berlawanan dengan arah jarum jam, yaitu berputar ke kiri, karena jantung kita di kiri katanya lagi, lihatlah semua atlit, semua pelari dan semua per­tandingan juga larinya itu selalu berlawanan dengan arah jarum jam. Betul, saya perhatikan memang demikian, lalu saya teringat waktu menunaikan ibadah Haji mengelilingi ka'bah juga kita berpu­tar berlawanan dengan arah jarum jam. Rupanya kaidah-kaidah agama, kaidah-kaidah olah raga dan kaedah-kaedah kesehatan searah
dan setujuan. Memang saya rasakan kalau berlari dan berputar kekiri terasa lebih enak dan badan lebih segar, jika di bandingkan dengan berlari berputar ke arah kanan.
Bermacam-macam ilmu yang di ajarkan oleh pelatih saya Nasrul ini. Satu kali saya tanya padanya apa artinya kata-kata Nasrul itu?. Dengan serius dia berceritra, Nasrul itu adalah nama pemberian ayah dan ibu sewaktu saya pertama lahir ke dunia, ulasnya. Nasrul itu, kata orang tua saya berarti penolong. Kedua orang tua saya mengharapkan agar kalau saya kelak dewasa, bisa jadi penolong sesama dan selalu mendo'akan agar dalam perjalanan hidup saya, saya dapat menolong seseorang sesuai dengan ilmu yang saya miliki. Petuah dan pesan orang tua inilah yang tak kunjung hilang dari ingatan saya, kemanapun saya pergi dan dimanapun saya berada, selalu tergiang pesan dan harapan itu agar saya bisa jadi penolong.

Kami semua yang dilatih Nasrul telah menerima dan memetik pertolongan itu, memang dimanapun Nasrul berada, disana pulalah dia tampak melakukan pertolongan, sesuai dengan namanya. Memang dalam urusan memberi nama untuk setiap anak yang lahir. Rasulul­lah selalu menganjurkan; berilah nama yang terbaik untuk anak-anakmu. Dalam nama terselip doa dan harapan, kiranya anak-anak yang terlahir sesuai dengan nama yang diberikan kepadanya. Dalam nama terselip cita-cita semoga anak yang terlahir ini sesuai dengan cita-cita dan keinginan semua yang menyaksikan kelahiran waktu itu. Maka kita dianjurkan memilih nama-nama yang terbaik yang punya arti dan makna, semoga anak yang terlahir akan menjadi orang seperti yang di ingin dan di cita-citakan. Banyak juga orang tua yang memberi nama seperti nama-nama orang-orang besar dalam sejarah dan nama-nam yang telah mengharumkan dunia, semoga kelak nanti anaknyapun bisa demikian. Dan banyak pula yang memetik nama dari bahasa Arab, seperti Irham artinya yang penyayang, penuh Rahmat. Ihsan dengan tujuan yang punya nama menjadi orang yang terbaik atau Irdhan dengan harapan anak yang terlahir menja­di orang yang selalu di Redhai setiap tingkah, olah dan peran­gainya serta menjadi orang yang selalu mencari keredhaan_Nya dan selalu sabar. Ada juga yang meberi nama Irsyad, supaya yang punya nama itu menjadi orang yang pintar, Arif dan bijak sana. Banyak lagi nama-nama yang terbaik menurut agama kita. Untuk semua itu kita teringat akan pesan Rasul, kalau ada anak yang lahir, beri­lah nama yang terbaik untuknya, jangan asal dan sembarang menama­kan saja. Karena nama adalah doa, nama adalah harapan nama adalah cita-cita.Memang tidak jarang kita lihat, nama menunjukkan bangsa, dan nama sering melahirkan perangai. Dan banyak orang bertingkah laku seperti nama yang di embannya. Lalu saya teringat dengan pelatih saya Nasrul, betul sesuai dengan namanya dan harapan serta doa ibu dan ayahnya, sekarang dia telah jadi pelatih kami dan selalu menolong dan meringankan beban kami. Salam untuknya. Dan Tuhan pun melarang seseorang memanggil nama dengan nama yang jelek, serta memperolok-olokkan sebuah nama, serta menghina serta merendahkan nama dan memberi gelar-gelar buruk pada nama seseoranmg, seperti dalam sebuah Firman suci_Nya dalam surat Al Hujuraat ayat 11 :" Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum meng olok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang di olok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang meng olok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (meng olok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita yang (Yang di per olok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang Meng olok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri. Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim".

P a d a n g 4 Februari 1993

Tidak ada komentar: