Selasa, 22 Mei 2007

N E M

N . E . M

Oleh : Dr.H.K.Suheimi

N.E.M adalah singkatan dari Nilai Ebtanas Murni. Betulkah nilai itu "MURNI". Inilah yang selalu bergelut dalam fikiran saya.
"Murnikah hasil Ebtanas itu?". Saya ngak tahu, sayapun tak tahu kemana harus bertanya dan kepada siapa harus mengadu. Saya takut kalau NEM anak saya yang murni itu tercemar oleh hal-hal yang tak murni. "Karena setitik nila, rusak susu sebelanga" pepatah yang saya ingat ketika masih di SD dulu.
Sekarang anak saya Irsyad duduk di bangku SD. SD 05 Padang Pasir. SD teladan. Kalau ada kunjungan tamu-tamu, baik dari jakarta SD inilah yang jadi percontohan. Baik disiplinnya baik cara gurunya mengajar, banyak dapat penghargaan. Saya senang sekali waktu tahun lalu diadakan pemilihan dan seleksi SD teladan se Indonesia. Ternyata SD 05 Padsang PAsir ini keluar jadi pemenang nomor 2 di seluruh Indonesia. Hanya SD di Yokya saja yang mengalahkannya. Betapa senang dan bangganya saya karena anak saya sekolah di sekolah teladan ini.
Lebih bersyukur saya lagi ketika keluar NEM nya. saya lihat prestasi dan angka yang dicapai anak saya adalah tinggi. Terbaca dalam NEM itu Angka-angka sebagai berikut 9,82.. 9,63... 9,25...9,10 .. dan 8,75. Sehingga komulasinya NEMnya adalah 46,55. Saya cium Irsyad saya beri kecupan penghargaan karena dia telah mengalahkan saya. Saya ndak pernah mengondol angka sembilan. Sebagai mana sewaktu jadi dosen sekarangpun saya tak dapat memberikan
angka sembilan itu pada mahasiswa saya.
Saya beri dia hadiah, saya bawa dia makan, saya belikan dia mainan, dia senyum dan diapun puas.
Dengan langkah pasti dan tegap saya bawa anak ini melamar ke SMP 1, karena rayonnya memang disitu. Dengan penuh keyakinan, saya percaya anak ini akan di terima. Betapa tidak, berasal dari SD teladan nomor dua di seluruh Indonesia. Mempunyai nilai yang tinggi diantara teman-temannya. Makanya surat lamaran dan formulir pendaftaran hanya saya isi untuk SMP 1, karena memang itu rayonnya. Kalau pergi ke SMP lain tentu NEMnya harus lebih tinggi lagi.
Tapi ternyata kegembiraan saya itu tidak berlangsung lama. Betapa terhenyak dan terperangahnya saya ketika hari Jumat, menyaksikan papan pengumuman di SMP 1 anak saya tidak diterima. "Anak-anak kami, guru SMP 1 juga banyak yang ndak di terima". Kata buk guru
SMP 1 yang mendampingi saya. Minimal NEM yang di terima adalah 46,95. Saya terperanjat kok ada NEM anak SDF yang setinggi itu.
Berarti mereka punya angka sepuluh dalam NEM nya. Oh luar biasa pintarnya.
Saya lebih terkejut lagi sewaktu melihat kenyataan, dari 170 murid yang di terima, 113 orang berasal dari sebuah SD. Tentu NEM SD tersebut adalah berkisar 48 dan 47. Oh betapa hebatnya.
Kenapa dulu saya tak tahu bahwa ada SD yang sehebat itu?. Kalau saya tehu tentu kesanalah anak saya, saya masukkan supaya dia bisa menembus SMP 1.
Tapi salahkah saya memilih SD terbaik menurut penilaian Tim Nasional. Atau salahkah TIM nasional menilai SD 05?. Dan kesana anak saya percayakan?. Saya tidak kecewa pada anak saya, dia telah berusaha untuk mendapatkan NEM 46,55. Cuma nasibnya belum di terima di SMP 1. Mungkin anak saya yang berikutnya nanti akan saya usahakan masuk ke SD yang hampir semua muridnya memperoleh NEM yang sangat tinggi.
Sipakah yang salah dan apakah yang salah, kata saya dari dalam hati. Tidak ada yang salah, cuma nasib anak saya yang tak dapat sekolah negeri, karena saya tidak mendaftarkannya ke SMP negeri yang lain.
Lalu saya dengar ceritra lain. "Sedih pak", kata seorang ibu. Ada seorang anak yang juara sejak dari kelas satu SD sampai lulus kelas 6. Cuma dia dapat NEM 46. Anak dengan bibit baik sejak awal ini di sekolah yang juga baik, tak dapat memilih sekolah favoritnya SMP 1.
Andaikan.... Saya kadang-kadang suka berandai-andai. Andaikan N.E.M yang singkatannya adalah Nilai Ebtanas "Murni". Diisi dengan nilai yang ternyata "tidak murni". Maka dari lubuk hati yang dalam saya berdo'a, kiranya tangan-tangan yang mempermainkan kemurnian dari satu nilai yang di junjung tinggi ini. di beri balasan yang setimpal.

Untuk semua itu saya teringat akan sebuah Firman Suci_Nya dalam
Al_Qur'an surat An nisaa' ayat 79:
[1]"Apa saja kebaikan yang engkau peroleh adalah dari sisi Allah, dan apa saja bencana yang menimpa engkau adalah akibat (Kesalahan) dirimu sendiri...."P[1]

P a d a n g 6 Juli 1996

Tidak ada komentar: